Jangan Bentak dan Lakukan Kekerasan pada Anak

Jember, MEMONUSANTARA.com Dalam kehidupan berumah tangga para orang tua harus paham cara mendidik anak walaupun tanpa memiliki bekal pendidikan formal. Jangan dan hindari bentakan, berkata-kata kasar bahkan kontak fisik atau melakukan kekerasan pada anak karena akan memutus sel otak yang berpengaruh pada kecerdasan anak.

Kepala Subdit Program dan Evaluasi Direkorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Warisno menegaskan hal tersebut saat menyampaikan materi tentang pentingnya peran orang tua dalam pembentukan karakter dan kecerdasan anak, yang diikuti oleh guru Paud, dan SD, di salah satu hotel di Jember, kemarin.

Menurut dia, sebetulnya membentak anak bukan masalah boleh atau tidak boleh. Tapi, tidak perlu dilakukan oleh orang tua. Sebab, ketika menasihati dengan membentak, justru hal itu kontraproduktif dengan pesan yang ingin disampaikan, sehingga isi nasihat yang diberikan malah tak bisa diterima oleh anak.

“Bahkan, bentakan itu akan selalu diingat oleh anak hingga dewasa. Terlebih jika sampai memukul,” ujarnya.

Masih kata Warisno, saat ini masih ada pehaman bahwa tingkat pendidikan serta pendapatan ekonomi orang tua berpengaruh terhadap pola asuh anak, padahal hal itu tidak berkaitan. Karena mendidik anak dengan baik, tak harus dilakukan oleh orang tua yang berpendidikan tinggi, dan kaya.

“Asalkan ada kemauan untuk terlibat dalam pendidikan anak. Dan kita harus sepakat, bahwa keluarga adalah modal dasar bagi pembentukan karakter anak,” katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Jember Drs.H.Isman Sutomo, MSi menjelaskan, pelatihan yang dilakukan selama tiga hari ini bertujuan membuka cakrawala tenaga pendidik, utamanya tingkat Paud dan SD, agar melibatkan orang tua maupun keluarga dalam mendidik anak.

Karena menurunya, lembaga pendidikan harus memfasilitasi keterlibatan orang tua melalui program parenting, yakni pelibatan keluarga dalam pendidikan anak.

“Sehingga ada kolaborasi antara keluarga dan guru dalam mendidik anak,” tuturnya. kegiatan.

Mantan kepala Dinas Perhubungan Jember ini berharap, adanya keterlibatan keluarga tersebut tak hanya mampu membentuk karakter anak semata, tapi juga membangun akhlak serta budi pekerti mereka. Karena, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, antara keluarga, masyarakat dan negara.

“Apalagi, keluarga adalah tempat pendidikan pertama dan utama bagi anak. Oleh karena itu peranan keluarga sangat penting dalam perjalanan anak,” jelasnya.

Untuk itu, adanya pendidikan berbasis parenting ini diharapkan dapat memaksimalkan potensi anak, sehingga mereka mampu meraih prestasi dengan kemapuannya masing-masing.

“Dalam parenting ini, ketrampilan orang tua dalam mengasuh anak dalam keluarga, akan dipadukan dengan guru di sekolah. Sehingga ada kesesuaian pola asuh,” paparnya.

Kepala Bidang PAUD dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan Jember Sujono, SPd mengatakan kegiatan tersebut dilaksanakan selama tiga hari mulai tanggal 28 hingga 30 Agustus 2018, dimana setiap harinya diikuti oleh 212 orang. 

“Mereka terdiri dari guru Paud, guru SD, SMP, Penilik, Pengawas dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat,” urainya.

Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Penilik Kesetaraan dan Keaksaraan Jember Haryono mengatakan pihaknya sangat puas dengan adanya acara sosialisasi tersebut.

“Kita punya modal untuk meningkatkan pendidikan kelurga sehingga terbentuklah pendidikan karakter anak,” ucapnya.

Yang tidak kalah pentingnya sambung Haryono pendidikan keluarga tersebut juga agar mendapat kuota anggaran dari pemerintah secara khusus. Menurutnya apapun namanya pendidikan tanpa ditopang dengan anggaran mustahil dapat berjalan.

“Idealnya kegiatan sosialisasi pendidikan keluarga dapat diselenggarakan dua kali dalam setahun, namun kami juga memahami anggaran yang terbatas pada dunia pendidikan,” ungkap Haryono yang sehari-hari bertugas sebagai Penilik Kesetaraan dan Keaksaraan di wilayah Kecamatan Kalisat tersebut.

Bahkan Haryono ingin adanya sinergi dengan pihak Desa melalui Anggaran Dana Desa atau Dana Desa yang dapat membantu suksesnya pendidikan untuk nkeluarga tersebut dapat tersentuh di masyarakat bawah.

“Saya pribadi inginnya ada sinergi dengan desa, syukur jika ada dalam anggaran DD atau ADD yang terkait kegiatan non fisik. Jika belum ada bisa diusulkan tahun berikutnya agar pendidian keluarga bisa dirasakan manfaatnya di semua lapisan masyarakat desa,” pungkasnya.

Posting Komentar untuk "Jangan Bentak dan Lakukan Kekerasan pada Anak "