Jember, MEMONUSANTARA.com Tak mau berdiam
diri sejumlah tokoh agama dan masyarakat yang tergabung dalam Forum
Silahturahim Lintas Agama dan Elemen Masyarakat (SILA EMAS) Kabupaten Jember deklarasikan
untuk menolak gerakan makar maupun People Power di Indonesia, Jum'at (17/5).
Tampak hadir puluhan ulama dan tokoh masyarakat lintas Agama yang tergabung dalam (Sila Emas) Kabupaten Jember, membacakan deklarasi tolak "people power" saat buka puasa bersama di Gedung Perpustakaan, Kampus IAIN Jember.
Deklarasi oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama tersebut dimaksudkan untuk menolak ajakan "People Power" agar menciptakan suasana kedamaian tetap kondusif serta menjaga keutuhan NKRI.
Deklarasi dibalut dengan silaturahmi ulama dan tokoh lintas Agama "Meneguhkan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah" masyarakat untuk menangkal isu tersebut, dengan memperkuat persatuan sebagai muslim dan sebagai bangsa Indonesia.
Pencetus Silaturahmi Elemen Masyarakat, Abdul Muis Sonhaji, kepada sejumlah awak media mengungkapkan bahwa Forum hari ini sebenarnya mengadakan kegiatan silaturahmi antar elemen masyarakat dan lintas tokoh Agama.
"Alhamdulillah yang datang lebih dari 100 tokoh masyarakat dan tokoh agama dan juga apa yang kita lakukan ini bentuk kebersamaan karena mereka datang dengan sukarela. Makanan untuk buka puasa juga dibawa secara sukarela, baik yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lainnya dan ini adalah bentuk nyata dari kebersamaan," ujarnya.
Masih kata Abdul Muis yang juga sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jember, dari diskusi menyikapi ada rencana gerakan inskontitusional, umat di Jember bersama-sama menolak gerakan People Power.
“Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk meraih kekuasaan dengan cara-cara inkontitusional, karena itu kami berharap pada tanggal 22 Mei ketika KPU mengumumkan hasil pemilu, agar dapatnya masyarakat bisa menerima,” katanya.
“Kalaupun ada elemen yang tidak menerima, silakan melalui jalur-jalur yang sudah ditetapkan oleh UU ada Bawaslu ada MK,” imbuhnya.
Abdul Muis juga menegaskan agar masyarakat jangan mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada penghancuran terhadap negara yang dicintai khususnya warga dan umat yang ada di Jember.
"Maka tentu dengan selesainya pemilihan umum tanggal 17 April yang lalu kita berharap seluruh proses itu berjalan sesuai dengan ketentuan, perundang-undangan yang ada," jelas Sumarwiyadi
Masih kata Sumarwiyadi menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat dan umat Kristen Katolik bersama seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menjaga negara kesatuan Republik Indonesia.
“Dengan penuh tanggung jawab, dan tentu juga segala konsekuensinya termasuk juga menerima Segala keputusan yang telah sesuai kedaulatannya pada tanggal 17 April yang telah diberikan oleh rakyat,” tuturnya.
Seharusnya tidak ada satupun bagi para pemimpin untuk menolak hasil demokrasi, menolak dengan cara-cara yang inkonstitusional bila merasa ada temuan atau pelanggaran gunakan jalur sesuai ketentuan.
Sementara Pendeta Kun Slamat menyampaikan, khususnya pada umat Kristen pihaknya menghimbau tidak khawatir dan takut terhadap isu-isu adanya gerakan People Power, karena di Indonesia dijamin keamanannya oleh TNI dan Polri.
“Kita percayakan kepada pemerintah yang sah ini masih mampu menanggulangi setiap bentuk kekerasan yang terjadi di negeri ini, kita percaya bahwa itu pasti akan berlalu. Apalagi kalau kita bersama-sama bersatu untuk membangun negeri ini di dalam kerukunan di dalam keberagaman dan keberadapan yang ada di negeri khususnya di Kabupaten Jember,” pungkasnya.(red)
Tampak hadir puluhan ulama dan tokoh masyarakat lintas Agama yang tergabung dalam (Sila Emas) Kabupaten Jember, membacakan deklarasi tolak "people power" saat buka puasa bersama di Gedung Perpustakaan, Kampus IAIN Jember.
Deklarasi oleh tokoh masyarakat dan tokoh agama tersebut dimaksudkan untuk menolak ajakan "People Power" agar menciptakan suasana kedamaian tetap kondusif serta menjaga keutuhan NKRI.
Deklarasi dibalut dengan silaturahmi ulama dan tokoh lintas Agama "Meneguhkan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Wathaniyah" masyarakat untuk menangkal isu tersebut, dengan memperkuat persatuan sebagai muslim dan sebagai bangsa Indonesia.
Pencetus Silaturahmi Elemen Masyarakat, Abdul Muis Sonhaji, kepada sejumlah awak media mengungkapkan bahwa Forum hari ini sebenarnya mengadakan kegiatan silaturahmi antar elemen masyarakat dan lintas tokoh Agama.
"Alhamdulillah yang datang lebih dari 100 tokoh masyarakat dan tokoh agama dan juga apa yang kita lakukan ini bentuk kebersamaan karena mereka datang dengan sukarela. Makanan untuk buka puasa juga dibawa secara sukarela, baik yang beragama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lainnya dan ini adalah bentuk nyata dari kebersamaan," ujarnya.
Masih kata Abdul Muis yang juga sebagai Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jember, dari diskusi menyikapi ada rencana gerakan inskontitusional, umat di Jember bersama-sama menolak gerakan People Power.
“Adanya upaya-upaya yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk meraih kekuasaan dengan cara-cara inkontitusional, karena itu kami berharap pada tanggal 22 Mei ketika KPU mengumumkan hasil pemilu, agar dapatnya masyarakat bisa menerima,” katanya.
“Kalaupun ada elemen yang tidak menerima, silakan melalui jalur-jalur yang sudah ditetapkan oleh UU ada Bawaslu ada MK,” imbuhnya.
Abdul Muis juga menegaskan agar masyarakat jangan mudah terprovokasi untuk melakukan tindakan-tindakan yang mengarah kepada penghancuran terhadap negara yang dicintai khususnya warga dan umat yang ada di Jember.
“Mereka semua punya komitmen yang sama untuk melakukan itu,”
ucapnya.
Menurut Penggagas Sila Emas Ignatius Sumarwiyadi, pihaknya sebagai warga Indonesia yang sangat mencintai negara republik ini, sangat mendukung sistem demokrasi yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia.
Menurut Penggagas Sila Emas Ignatius Sumarwiyadi, pihaknya sebagai warga Indonesia yang sangat mencintai negara republik ini, sangat mendukung sistem demokrasi yang telah disepakati oleh bangsa Indonesia.
"Maka tentu dengan selesainya pemilihan umum tanggal 17 April yang lalu kita berharap seluruh proses itu berjalan sesuai dengan ketentuan, perundang-undangan yang ada," jelas Sumarwiyadi
Masih kata Sumarwiyadi menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat dan umat Kristen Katolik bersama seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menjaga negara kesatuan Republik Indonesia.
“Dengan penuh tanggung jawab, dan tentu juga segala konsekuensinya termasuk juga menerima Segala keputusan yang telah sesuai kedaulatannya pada tanggal 17 April yang telah diberikan oleh rakyat,” tuturnya.
Seharusnya tidak ada satupun bagi para pemimpin untuk menolak hasil demokrasi, menolak dengan cara-cara yang inkonstitusional bila merasa ada temuan atau pelanggaran gunakan jalur sesuai ketentuan.
Sementara Pendeta Kun Slamat menyampaikan, khususnya pada umat Kristen pihaknya menghimbau tidak khawatir dan takut terhadap isu-isu adanya gerakan People Power, karena di Indonesia dijamin keamanannya oleh TNI dan Polri.
“Kita percayakan kepada pemerintah yang sah ini masih mampu menanggulangi setiap bentuk kekerasan yang terjadi di negeri ini, kita percaya bahwa itu pasti akan berlalu. Apalagi kalau kita bersama-sama bersatu untuk membangun negeri ini di dalam kerukunan di dalam keberagaman dan keberadapan yang ada di negeri khususnya di Kabupaten Jember,” pungkasnya.(red)
Posting Komentar untuk "Mantul Gaes, Tokoh Lintas Agama dan Tomas Jember Tolak Aksi People Power"