Jember, MEMONUSANTARA.com Angka kematian
ibu dan bayi di Kabupaten Jember sudah menunjukkan penurunan secara
signifikan. Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR. mengingatkan untuk tidak lengah.
“Kita mempunyai pekerjaan rumah besar,
yaitu menurunkan angka kematian ibu dan bayi,” jelas bupati, Senin (30/4),
dalam rapat koordinasi kesehatan di Balai Serga Guna Kaliwates.
Rapat koordinasi ini untuk percepatan
Jember Sehat melalui penurunan AKI / AKB, penurunan Balita stunting, eliminasi
TBC, dan peningkatan cakupan serta mutu imunisasi.
“Angka kematian kita sudah turun secara
signifikan, tetapi tidak boleh lengah karena setiap bayi adalah harapan pada
keluarganya,” imbuhnya.
Bupati menegaskan penyelesaian pekerjaa
rumah itu menjadi tanggung jawab bersama, yang bisa diselesaikan dengan
sinergisitas. “Kematian ibu dan bayi adalah kejadian yang luar biasa,”
ungkapnya.
Upaya menuntaskan pekerjaan rumah itu
diantaranya dengan menggunakan teknologi berupa aplikasi di handphone, bernama
Fokus Anak dan Ibu (FAI). Aplikasi ini tersambung di bidan, seluruh dokter,
seluruh kepala puskesmas, pejabat dinkes, camat, kepala desa, Babinsa, PKK,
kader posyandu.
“Sepuluh ribu ibu hamil di Jember ini
dapat terpantau dengan baik,” terang bupati.
Dalam aplikasi tersebut, lanjutnya,
apabila ada ibu hamil risiko tinggi yang terlambat kontrol lebih dari tujuh
hari, maka di ponsel pejabat akan menerima pemberitahuan.
“Menandakan ada ibu hamil risiko tinggi
yang harus dijemput untuk kontrol supaya bisa diselamatkan,” tuturnya.
Upaya penurunan AKI AKB tidak bisa
dilakukan oleh insan kesehatan sendiri. Perlu melibatkan lembaga non
pemerintah.
“Hari ini, saya kira, ini pertama kali
ada Kopi (Komitmen Organisasi Profesi di Indonesia) di Kabupaten Jember dari
seluruh organisasi profesi yang terlibat secara langsung dan tidak langsung
dalam program penurunan angka kematian ibu dan bayi, eliminasi TB dan
penanganan stunting serta imunisasi total bagi anak-anak. Ini merupakan satu
kesatuan dan target bagi semua pihak di Kabupaten Jember,” ungkapnya.
Terkait penderita TBC, masih kata
bupati, ditargetkan 7.600 orang dapat ditemukan. Sampai saat in ditemukan
sekitar 3500 atau 45 persen.
“Itu bagus, karena yang sakit ketemu dan
tertangani,” jelasnya.
Target nasional untuk menemukan
penderita TBS sebesar 35 persen. Persentase yang lebih besar dari nasional ini
karena gotong royong dan pro aktif semua pihak.
“Tetapi, sisanya yang harus segera
ketemu dan tertangani,” tegasnya.
Untuk mempercepat upaya penemuan itu,
bupati mengundang berbagai pihak untuk mengatasi pemasalahan itu.
Posting Komentar untuk "Pemkab Komitmen Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi"