Jember, MEMONUSANTARA.com Perbedaan adalah keniscayaan yang ada di tengah-tengah
masyarakat. Semua pihak tidak perlu mempermasalahkan kondisi ini. Perbedaan
bisa menjadi kekuatan dan budaya mampu menjadi pemersatu.
“Kita hebat, kita kuat karena kita
bhineka tunggal ika. Kita pertahankan persatuan. Jangan mudah dipecah belah.
Seni budaya akan menjadi perekat NKRI,” kata Bupati Jember, dr. Faida, MMR., di
Kecamatan Panti.
Bupati berada di Kecamatan Panti,
tepatnya di Lapangan Gelora Pemuda, Sabtu, 16 November 2019, untuk ikut
memeriahkan Gebyar Budaya Pandhalungan Sewu.
Dalam kegiatan ini ditampilkan tiga tari
massal. Bupati pun turut menari bersama ribuan penari. Para penari ini berasal
dari guru, murid, dan masyarakat Kecamatan Panti.
“Saya bangga Panti bangkit dengan seni
budayanya. Identitas suatu bangsa tidak lepas dari seni budayanya,” kata bupati
dalam sambutannya.
Kegiatan ini diberi nama Pandhalungan
Sewu, menurut bupati, karena budaya Jember merupakan budaya gabungan. Pandhalungan
berasal dari kata Ndhalung, yang artinya ceruk atau wadah. Menampung kombinasi
dari berbagai budaya.
“Keberagaman budaya ini tidak perlu
dipermasalahkan,” tuturnya.
Gebyar Budaya Pandhalungan yang
melibatkan ribuan orang di lapangan ini, bagi bupati, sesuai misi 22 Janji
Kerja Bupati – Wakil Bupati. Yaitu memberdayakan lapangan terbuka untuk
kegiatan seni budaya.
Bupati pun menyatakan akan memfasilitasi
untuk menyiapkan lapangan desa layaknya lapangan kecamatan, yang dipakai untuk
aktivitas olahraga, seni budaya, istighotsah, dan ekonomi kerakyatan.
Gelar seni dan budaya ini merupakan
gerakan dari bawah, dari masyarakat. Karena itu, kegiatan ini diharapkan
menjadi pemersatu di Kecamatan Panti.
Sajian ini juga diharapkan menjadi
wisata edukasi yang mengajarkan kepada anak-anak tentang budaya mereka.
“Anak-anak harus menerima kenyataan
mereka bukan Madura, bukan Jawa, bukan Osing. Jember ini memang Pandhalungan,
dari berbagai macam suku,” tegasnya.
Menurut bupati, pesan yang disampaikan
dalam kegiatan ini merupakan pendidikan yang baik untuk anak-anak. “Budaya juga
menjadi pemersatu bangsa kita,” ujarnya.
Bupati juga mengungkapkan keyakinannya,
seni budaya yang tumbuh dari rakyat ini akan menjadi daya tarik wisata. Beragam
seni dan budaya yang disajikan, lanjut bupati, menunjukkan masyarakat mulai
menyadari kekuatan Jember ada di keanekaragaman budayanya.
“Kesadaran itu harus diajarkan kepada
anak-anak. Berkesenian harus dimulai dari anak-anak. Mencintai seni dan budaya
harus dimulai dari anak-anak,” jelasnya.
Demikian pula, kegiatan seni budaya di
sekolah maupun di tengah masyarakat harus menjadi bagian yang tak terpisahkan
dari upaya membangun karakter bangsa.
Dalam kesempatan itu, bupati menyebutkan
kegiatan seni di Jember yang telah menjadi kegiatan rutin nasional adalah
Jember Fashion Carnaval. Namun demikian, patut untuk memulai kegiatan seni
budaya lainnya.
Setiap tahun, masih kata bupati,
Pemerintah Kabupaten Jember akan memilih 10 kegiatan terbaik dari 100 kegiatan
seni budaya untuk menjadi kegiatan rutin yang dibiayai oleh pemerintah.(sug/ming)
Posting Komentar untuk "Gebyar Sewu Pandhalungan Menjadi Pemersatu"