Jember,
MEMONUSANTARA.com Isu
lingkungan memang sangat urgen untuk terus dikaji. Baik melalui penelitian,
analisis wacana, kajian teori dan juga kegiatan diskusi para pemerhati
lingkungan.
Mahasiswa sebagai agen of Change harus perduli pada isu lingkungan. Hal ini juga menjadi konsen dari mahasiswa prodi sosiologi Universitas Jember. Pada tanggal 12 Oktober 2019 mengadakan acara lomba debat yang mengambil tema “Menumbuhkan Kesadaran Peduli Lingkungan Melalui Gaya Hidup Minim Sampah”.
Lomba diikuti oleh mahasiswa prodi Sosiologi dari angkatan 2016, 2018, 2019. Masing masing angkatan mengirim delegasi, minimal 2 kelompok.
Ditemui setelah acara lomba debat, salah satu juri lomba debat Baiq Lily Handayani yang juga adalah pengajar peminatan lingkungan dan kebencanaan di prodi sosiologi menyatakan bahwa lomba debat ini sangat bagus, membangun kesadaran mahasiswa tentang lingkungan.
Mahasiswa sebagai agen of Change harus perduli pada isu lingkungan. Hal ini juga menjadi konsen dari mahasiswa prodi sosiologi Universitas Jember. Pada tanggal 12 Oktober 2019 mengadakan acara lomba debat yang mengambil tema “Menumbuhkan Kesadaran Peduli Lingkungan Melalui Gaya Hidup Minim Sampah”.
Lomba diikuti oleh mahasiswa prodi Sosiologi dari angkatan 2016, 2018, 2019. Masing masing angkatan mengirim delegasi, minimal 2 kelompok.
Ditemui setelah acara lomba debat, salah satu juri lomba debat Baiq Lily Handayani yang juga adalah pengajar peminatan lingkungan dan kebencanaan di prodi sosiologi menyatakan bahwa lomba debat ini sangat bagus, membangun kesadaran mahasiswa tentang lingkungan.
“Mahasiswa harus memulai dari mereka
sendiri dalam bentuk wacana kemudian menginternalisakannya dalam kehidupan
sehari-hari. Baik Dilingkungan tempat tinggal maupun dalam masyarakat,”
ujarnya.
Masih kata Lili, terdapat 7 mosi yang menjadi isu debat yang pertama yakni penggunaan sampah sebagai bahan bakar, yang kedua penggunaan kantong plastik di toko ritel apakah efisien ataukah tidak?
Masih kata Lili, terdapat 7 mosi yang menjadi isu debat yang pertama yakni penggunaan sampah sebagai bahan bakar, yang kedua penggunaan kantong plastik di toko ritel apakah efisien ataukah tidak?
“Penggunaan paperless apakah mampu
mengurangi sampah kertas. Berdirinya wirausaha yang dijalankan oleh masyarakat
tidak ramah lingkungan. Penggunaan botol plastik sebagai bahan baku untuk
pondasi bangunan (ecobrick),” katanya.
Selain itu, sambung Lily gerakan membawa
botol minum sendiri untuk mengurangi penggunaan air mineral kemasan dan yang
ketujuh apakah pertumbuhan ekonomi harus mengorbankan aneka hayati.
“Lomba dilakukan secara bertahap, yakni babak penyisihan, babak semi final dan babak final. Lomba dimenangkan hanya oleh satu tim,” pungkasnya.(*)
“Lomba dilakukan secara bertahap, yakni babak penyisihan, babak semi final dan babak final. Lomba dimenangkan hanya oleh satu tim,” pungkasnya.(*)
Posting Komentar untuk "Lomba Debat Dekatkan Mahasiswa dengan Lingkungan"