Jember, MEMONUSANTARA.com Saya tak percaya, partai itu masih menerapkan mahar
politik. Terlebih, Prabowo langsung yang memasang bandrol hingga miliaran
rupiah. Eh, sampai ratusan ding.
Prabowo, orang terhormat. Pesaing Jokowi-JK di Pilpres
2014. Sampai tahun baru ini, Prabowo masih “menghantui” elektabilitas sang
presiden. Konon, Prabowo kembali digadang-gadang bakal running Pilpres 2019.
Masak iya, Prabowo sampai tega pasang harga jual beli
rekomendasi? Apalagi, itu diterima La Nyalla, yang banyak diketahui teman
baiknya Prabowo. Tokoh Jatim, yang sangat total mendukung Prabowo – Hatta di Pilpres
2014.
Saya juga tak yakin, La Nyalla Mattalitti, konyol
basa-basi tanpa bukti. Sampai ngawur, dia pun bakal kena tawur. Ya. La Nyalla
bukan sedang Lanyala (Madura : cari gara-gara).
Semisal pengakuan La Nyala benar, saya patut
berterimakasih. Pertama saya bisa tahu, jumlah TPS se-Jatim ada sekitar 68.000.
Saya juga diberi tahu, honor saksi TPS, per orang Rp 200.000. Seorang tak
cukup, perlu 2 orang. satu TPS honor saksi ditotal Rp 400.000.
La Nyalla, memaksa saya kembali belajar berhitung.
Semua TPS se Jatim : 68.000X Rp 400.000, sehingga jika ditotal keluar angka Rp
27,2 miliar. Namun pengakuan La Nyalla seperti yang saya kutip di Detik.com,
dia harus bayar Rp 48 miliar. Diminta supaya diserahkan sebelum tanggal 20
Desember 2017.
Kenapa mahar itu diminta sebelum 20 Desember 2017?,
Adakah kaitannya dengan surat “PHP” partai yang ditandatangani langsung
Prabowo?. Sebuah surat partai bernomor: 12-0036/B/DPP-GERINDRA/Pilkada/2017,
tentang surat tugas calon Gubernur Jatim 2018.
Surat tugas itu berisi 5 perintah untuk La Nyalla.
Salah satunya, partai Prabowo itu meminta La Nyalla mencari sendiri partai lain
untuk berkoalisi. Sampai tanggal 20 Desember 2017 belum tuntas, maka kesempatan
La Nyalla jadi Cagub Jatim, gagal.
Lagi-lagi, semisal pengakuan La Nyalla benar, maka
ijinkan saya berani menuding, bahwa surat partai itu tak lebih dari kwitansi
tanda jadi motor kreditan.
Ya, ya, ya, lagi-lagi berkat La Nyalla, saya pun tahu
bagaimana modus mahar politik di mainkan. Memilih untuk biaya saksi TPS. Saya
kembali bertanya nakal “Jika hanya untuk biaya saksi TPS sudah diminta Rp 48
miliar, bagaimana untuk yang lain-lain?. Butuh berapa miliar lagi?”.
Saya bisa kecewa. Saya pun berkewajiban, banyak
mengucapkan syukur. Beruntung La Nyalla berani. Sehingga saya, punya catatan
tebal untuk bekal memilih calon presiden.
Partai Baru Lebih Dewasa
Seharusnya, partai-partai itu belajar ke yang baru.
Seperti Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partainya anak muda itu, memang
belum tentu lolos verifikasi KPU. Meski lolos, belum tentu juga bisa
mengalahkan partai Prabowo. Tetapi setidaknya, PSI memiliki semangat Lawan
Korupsi.
Partai peserta Pemilu paling muda di tahun 2014 :
NasDem, juga perlu jadi refrensi. Partai yang sejak awal, berani menggaungkan
politik tanpa mahar. Rekomendasi calon kepala daerah, digratiskan.
Setidaknya, kedua partai itu sadar, pemimpin tak harus
menunggu kaya. Mereka miskin namun potensial, juga berkesempatan jadi bupati,
gubernur, bahkan presiden.
Cara demikian juga diyakini, menekan pola balik modal
yang sudah dikeluarkan saat masa kampanye. Kemudian, modal yang terlanjur besar
dan gaji pemimpin daerah tidak sebanding modal, maka korupsi jadi jalan
pintasnya. Jika sudah demikian, mau diapakan negara kita?
Penulis : Rully Efendi @salah seorang wartawan di Jember
Posting Komentar untuk "Mahar Politik Itu Membunuhmu"