Jember, MEMONUSANTARA.com Pasca
Bupati Jember dr. Hj Faida, MMR mengeluarkan pengumuman terkait kegiatan
belajar mengajar mulai tingkatan PAUD, TK, SD dan SMP untuk mencegah penularan
virus Corona atau COVID-19 Minggu (15/3) langsung ditindak lanjuti dengan
terjun langsung ke sekolah.
Bersama Forkopimda mulai Dandim 0824, Letkol Inf. La Ode M. Nurdin, dan Kapolres AKBP Aris Supriyanto, SIK, MSi menyosialisasikan hidup bersih untuk mencegah penularan virus Covid-19 di SDN Jember Lor 1, Senin (16/3).
Bersama Forkopimda mulai Dandim 0824, Letkol Inf. La Ode M. Nurdin, dan Kapolres AKBP Aris Supriyanto, SIK, MSi menyosialisasikan hidup bersih untuk mencegah penularan virus Covid-19 di SDN Jember Lor 1, Senin (16/3).
Sosialisasi ini untuk memberikan bekal
kepada para siswa sebelum mereka menjalani belajar jarak jauh selama dua
minggu, 17 – 29 Maret 2020.
“Sebelum diliburkan anak-anak harus
mendapatkan informasi yang jelas apa yang harus dilakukan selama belajar di
rumah,” terang bupati.
Ini juga untuk memastikan agar para guru
semua mata pelajaran memberikan tugas untuk dikerjakan siswa di rumah. Sosialisasi
dan edukasi ini melibatkan seluruh tenaga kesehatan melalui koordinasi
Puskesmas, bantuan rumah sakit swasta, RSUD, dan muspika.
Semua petugas diturunkan di seluruh
sekolah negeri maupun swasta tingkat SD dan SMP, serta beberapa PAUD untuk
menyosialisasikan supaya masyarakat tidak panik.
“Karena di Jember belum ada pasien
positif corona. Tetapi, ini adalah suatu bentuk kewaspadaan supaya kita semua
tetap aman,” tegasnya.
Masyarakat tidak perlu resah. Tidak
perlu belanja banyak dan menimbunnya di rumah. Tidak perlu juga memborong
masker.
“Masker hanya untuk yang sakit, seperti
batuk dan pilek. Bagi yang sehat tidak perlu menggunakan masker,” tandasnya.
Orang tua siswa juga tidak perlu terlalu
panik. Orang tua diimbau tidak mengajak anak-anak rekreasi ke mall atau tempat
ramai lainnya.
Orang tua harus memastikan anak tetap
mengerjakan tugas dari guru sekolah, karena dalam dua minggu ini
pemerintah berusaha menurunkan penularan virus corona di seluruh Indonesia.
Waktu dua minggu, menurut bupati dengan
latar belakang dokter ini, merupakan masa proses inkubasi, walaupun rata-rata
5-6 hari.
Demi faktor keamanan, maka dua minggu
para siswa belajar di rumah. Sementara para guru tetap masuk untuk melakukan
pembersihan dan penambahan sarana sanitasi.
“Supaya anak-anak ketika masuk dapat
melakukan cuci tangan dengan air mengalir, sabun, dan antiseptik,” jelasnya.
Terkait dengan layanan publik, bupati
menegaskan tetap berjalan. Namun, untuk mengurangi berkumpulnya orang dalam
jumlah banyak yang tidak terkendali, maka layanan di kantor Dispendukcapil
dihentikan selama dua pekan mulai Selasa, 17 maret 2020.
“Layanan hanya dilakukan di
kecamatan-kecamatan,” imbuhnya.
Terkait program yang telah direncanakan,
seperti Sosialisasi Nganyari Pasar, tidak dilakukan serentak di Aula PB
Soedirman Pemkab Jember. Sosialisasi dilakukan untuk beberapa pasar. Sementara
penyerahan kios baru akan dilakukan di masing-masing pasar.
“Tahun ini ada 21 pasar yang diserahkan.
Supaya para pedagang bisa menyiapkan diri menyambut Bulan Ramadhan dengan
tempat berjualan yang lebih rapih,” tuturnya.
Kepada masyarakat, bupati mengimbau
apabila merasa kurang enak badan, panas, batuk, dan pilek agar segera berobat
ke layanan kesehatan. Juga tidak perlu panik, karena pemerintah akan menjaga
secara bersama-sama.
“Allah SWT akan melindungi kita,
manakala kita menjaga diri dengan baik serta senantiasa berdoa,” tuturnya.
Selain menyosialisasikan perilaku hidup
sehat, pemerintah juga menuntaskan pembuatan petunjuk teknis bagaimana
berkunjung ke rumah ibadah.
Menurut bupati, kondisi ini tidak perlu
sampai menghentikan kegiatan di tempat beribadah secara masif dan tidak ada
kegiatan sama sekali.
“Sosial distance (jarak sosial) itu
bagaimana teknik berada di tempat umum. Tetap bisa berkumpul. Seperti mengaji
10-15 orang tetap bisa berjalan. Duduk berjarak, yang penting menjaga kontak
langsung, seperti berhenti dulu bersalaman,” terangnya.
Untuk pondok pesantren, masih jelas
bupati, tidak perlu memulangkan santrinya. Justru harus tetap menjaga
agar santri yang di dalam pondok tetap di dalam. Tidak keluar – masuk, supaya
tidak tertular.
Sedang kegiatan ASN yang sifatnya
pertemuan atau rapat koordinasi kabupaten, dikurangi. Koordinasi dilakukan
melalui grup di aplikasi pesan.(sug/ming)
Posting Komentar untuk "Sebelum Liburkan Siswa Begini Aksi Forkopimda Beri Edukasi Hadapi Virus Corona"