Santri Milineal Andal Ilmu Agama dan Bisnis

Jember, MEMONUSANTARA.com Kabupaten Jember yang memiliki ratusan Pondok Pesantren merupakan potensi besar yang dapat dimanfaatkan dalam pengembangan ekonomi kawasan sekitar.

Hal tersebut disikapi oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kabupaten Jember Dwi Arya Nugraha Oktavianto saat memberikan sambutan di acara Busnis Day di Pondok pesantren Asyafi,i Desa Nogosari, Kecamatan Rambipuji pada, Sabtu (25/1) waktu setempat.

“Pondok pesantren selama ini hanya dikenal sebagai penimba ilmu agama saja. Namun, santri juga harus mahir dalam pengembangan ekonomi ala pesantren,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Gerakan Santri Milenial (GSM) saat ini harus memulai dari dini, bahwasannya santri yang ada saat ini, selain belajar agama dan ilmu Al-Qur,an, agar juga memulai menggali potensi terkait pengembangan perekonomian yang berada dilingkup pesantren.

“Selain itu, santri tidak hanya bisa mengaji dan berbisnis, namun juga bisa memajukan pesantren tempat menimba ilmu selama ini untuk lebih maju dibidang ekonomi kepesantrenan yang ada,” katanya.

Melalui GSM ini, dirinya akan terus melakukan sosialisasi dan pembinaan  ke sejumlah pesantren yang ada di Kabupaten Jember ini. Pihaknya juga menyampaikan, pesantren di kabupaten jember sudah saatnya untuk melakukan berbagai inovasi untuk kemajuan pendidikan di lingkup pesantren diwilayah Jember.

“Salah satunya pengembangan ekonomi dengan memanfaatkan produk local,” tuturnya.

Masih kata Vian sapaan akrabnya, pengembangan tersebut dimulai dari pemanfaatan produk lokal pesantren itu sendiri, seperti produk unggulan ataupun produk tradisional yang harus dikembangkan dengan berbagai cara ekonomi kreatif yang dimiliki santri, tentunya dengan beberapa teknis yang akan kita berikan nantinya," imbuhnya.

Dirinya juga menjelaskan bahwa pihaknya mendorong agar pesantren dikabupaten Jember harus tampil lebih dibidang ekonomi pesantren. Ia juga akan langsung memberikan pendampingan dalam tata kelola ekonomi kreatif dengan tujuan UMKM di lingkup pesantren bisa lebih maju dan berkembang, tentunya untuk kemajuan dan keberlangsungan eksistensi pesantren itu sendiri.

“Pesantren di wilayah Jember sendiri saat ini berjumlah 611 lembaga. Hal itu sudah saatnya pengembangan ini dilakukan dengan cara gerakan santri milenial itu sendiri. Karena santri selain mahir dalam ilmu agama juga mahir dalam strategi perekonomian,” paparnya.

Pengembangan itu sendiri kata Vian, terlebih dahulu memanfaatkan produk lokal, seperti di PP Asyafi,i ini memiliki produk lokal yeng berupa produksi susu. Nantinya akan terus diberikan pendampingan mulai dari packing, pemasaran serta perijinan akan dibantu.

“Agar produk tersebut bisa lebih berkembang dan bisa merambah ke pasar yang lebih luas selain di wilayah pesanteren itu sendiri, “ ujarnya.

Diluar itu, vian juga mengatakan selain pengembangan itu sendiri, harapannya juga bisa membuka lowongan pekerjaan bagi alumni maupun masyarakat sekitar.” Ya mas, fokus utamanya selain mengembangkan produk lokal pesantren juga bisa membuka lowongan pekerjaan bagi alumni maupun masyarakat dilingkungan pesantren itu sendiri,” harapnya.

Kedepan, pihaknya akan membuat lima pilot Projec yang akan diberikan binaan dan pendampingan khusus, dan dimulai dari Asyafi,i ini,  supaya dijadikan sebagai contoh pesantren yang lain untuk kemandirian pesantren itu sendiri.

“Agar pesantren yang ada tidak hanya bergantung terhadap bantuan dari pemerintah maupun yang lain, namun kemandirian   tercipta karena pesanttren sudah lebih maju dan mandiri,” Pungkasnya. (sug/ming).

Posting Komentar untuk "Santri Milineal Andal Ilmu Agama dan Bisnis"