Jember, MEMONUSANTARA.com Penyakit Jantung Bawaan atau PJB
adalah kelainan jantung yang terjadi pada bayi sejak dalam kandungan. Janin
dalam kandungan memiliki kompensasi yang baik terhadap kelainan ini, sehingga
tanpa kontrol kehamilan yang baik seringkali PJB tidak terdiagnosa sebelum bayi
dilahirkan.
Setiap jenis PJB
memiliki penanganan yang berbeda satu sama lain, bergantung pada klasifikasi
(sianotik atau non sianotik), kelainan struktur, dan keparahan defek jantung.
Dampak kematian dan morbiditas yang menganggu maka perlu memahami lebih jauh mengenai tanda-tanda penyakit ini, sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap penyakit jantung bawaan pada anak-anak.
Dampak kematian dan morbiditas yang menganggu maka perlu memahami lebih jauh mengenai tanda-tanda penyakit ini, sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap penyakit jantung bawaan pada anak-anak.
Untuk lebih
memahami masalah tentang Penyakit Jantung Bawaan (PJB), Little
Heart Community (LHC) bekerjasama sama dengan salah satu rumah sakit di Jember mengadakan screening jantung untuk anak
usia di bawah lima tahun yang dicurigai suspek PJB (Penyakit Jantung Bawaan ).
Menurut Ika Nurdiana Wakil LHC Jember saat dikonfirmasi terkait acara
tersebut mengungkapkan bahwa acara yang telah diadakan beberapa waktu lalu itu
adalah yang pertama kali diadakan di Jawa Timur dengan mengundang dokter
konsultan dari Surabaya, dokter ahli jantung anak.
“Karena di Jember sendiri belum ada dokter spesialis jantung anak dan
acara itu diadakan gratis,” ujarnya.
Ika juga mengatakan bahwa untuk screening di Surabaya biayanya
tidak sedikit, oleh karena itu pesertanya dibatasi. Hal tersebut kata Ika, anak
dengan penyakit jantung bawaan di Jember tergolong banyak dan harus segera
mendapatkan pengobatan yang tepat.
“Karena penyakit jantung bawaan bisa disembuhkan dengan jalan
operasi, seberapapun diameter lubang jika dibiarkan akan menjadi kompleks dan
bisa jadi ada diagnosa penyerta lainnya,” jelasnya.
Ika juga mengingatkan kepada para orang tua agar lebih waspada dan
aktif berkomunikasi baik melalui komunitas maupun konsultasi kepada dokter
spesialis jantung anak yang sesuai.
Menurutnya yang lebih membahayakan jika tidak segera dilakukan
tindakan bisa menyebabkan tekanan paru, yang mengakibatkan tidak bisa dilakukan
tindakan operasi.
“Bagai bom waktu bagi orang tua yang mempunyai anak dengan jantung
bawaan sewaktu-waktu bisa terjadi hal yang tidak diinginkan,” pungkasnya.
PJB adalah
kelainan struktur dan fungsi jantung yang ditemukan sejak bayi dilahirkan.
Kelainan ini terjadi pada saat janin berkembang dalam kandungan.
PJB yang paling
banyak ditemukan adalah kelainan pada septum bilik jantung atau dikenal dengan
sebutan ventricular septal defect (VSD) dan diikuti oleh kelainan pada septum
serambi jantung atau lebih dikenal dengan nama Atrial Septal Defect (ASD).
Masyarakat awam
sering melihat kedua kelainan jantung ini dikenal dengan sebutan jantung bocor.
Jenis kelainan struktur lainnya dapat berupa patent ductus arteriosus,
transposition of great arteries, dan kelaianan katup jantung.
Seringkali PJB
juga timbul dalam bentuk gabungan beberapa kelainan, seperti yang terjadi pada
tetralogi fallot, yang mencakup 4 kelainan pada jantung. Di antara berbagai
kelainan bawaan yang ada, PJB merupakan kelainan yang paling sering ditemukan.
Prevalensi PJB di
Indonesia sekitar 8-10 dari 1.000 kelahiran hidup, dengan sepertiga di
antaranya bermanifestasi dalam kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan
50% dari kegawatan pada bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian.
Di Indonesia,
dengan populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%, diperkirakan
terdapat sekitar 30.000 penderita PJB.
Posting Komentar untuk "Himbau Orang Tua Waspada, LHC Jember Aktif Sosialisasikan PJB pada Balita"