Jember, MEMONUSANTARA.com Pemerintah
melalui Kementrian Komunikasi dan Informasi Republik Indonesi terus melakukan sosialisasi Pancasila ke berbagai lapisan masyarakat. Hal ini dilakukan
menyusul besarnya persentase jumlah
penduduk yang terpapar radikalisme sehingga menolak Pancasila.
Di Jember ratusan santri mengikuti kegiatan Harmoni Indonesia bertajuk ‘Pancasila Jiwa Kepribadian Bangsa Indonesia di Pondok Pesantren Al Qodiri Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Selasa (14/8) malam.
Di Jember ratusan santri mengikuti kegiatan Harmoni Indonesia bertajuk ‘Pancasila Jiwa Kepribadian Bangsa Indonesia di Pondok Pesantren Al Qodiri Kelurahan Gebang Kecamatan Patrang Kabupaten Jember Selasa (14/8) malam.
Acara yang digelar oleh penggerak Budaya Nusantara bersama Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo RI.
Direktur Eksekutif Institut Demokrasi Republikan Saiful Arif menyinggung hasil temuan survey yang pernah
dilakukan oleh Setara Institut, yaitu ada 23%
mahasiswa muslim di Indonesia yang siap berjihad untuk
menegakkan Khilafah sehingga dipastikan
mereka menolak Pancasila.
“23 persen pelajar SMA yang juga siap berjihad untuk khilafah dan yang
paling mengejutkan adalah 18% pegawai swasta dan 19,4 % Aparatur Sipil Negara (ASN) juga
menolak Pancasila,” ujarnya.
Saiful
mengatakan biasanya doktrin yang sering dipakai adalah membenturkan antara syariat dengan Pancasila. Padahal
menurut ulama-ulama besar seperti Kyai Ahmad Shiddiq Jember dan Gus Dur, nilai-nilai Pancasila
sama sekali tidak bertentangan dengan Islam.
“Bahkan nilai-nilai pancasila tersebut merupakan bagian
dari nilai-nilai islam, seperti kandungan
tauhid pada sila pertama dan maqoshid syari’ah pada sila-sila selanjutnya, utamanya pada point persatuan, kemanusiaan dan keadilan sosial,” jelasnya.
Menurut Gus Ut, pesantren yang identik dengan NU sudah sangat Pancasila, sehingga Pancasila selalu ada di dalam hati kaum santri.
“Data dari Kemkominfo, ada sektiar 5 hingga sepuluh isu hoax dalam setiap
harinya yang berhasil diklarifikasi. Bahkan
dalam satu bulan, jumlah berita hoax tersebut bisa
tembus sekitar 90 berita,” katanya.
Meski jumlah berita hoax dan ujaran kebencian kini
semakin menurun sejak tahapan pilpres berakhir di Mahkamah Konstitusi.
Namun tren isu yang menjadi bahan berita hoax tampaknya
mulai berubah dari isu sara pada saat sebelum Pemilu, kemudian bergeser
ke informasi-informasi umum seperti kesehatan dan ilmu pengetahuan.
Oleh sebab itu, Direktorat
Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo RI bersama Penggerak Budaya Nusantara terus melakukan edukasi kepada masyarakat, termasuk di pesantren-pesantren, agar bijak menggunakan media sosial dengan tidak
menyebar ujaran kebencian dan berita hoax.
Sementara itu, Wakil
Bupati Jember Drs KH A Muqit Arif berharap kegiatan Harmoni
Indonesia menjadi sesuatu yang menggerakkan kepribadian generasi muda di Jember
dalam rangka mempertahankan keutuhan NKRI.
Harapan Wabup itu berangkat dari kondisi Indonesia sebagai negara
yang sangat beranekaragam dari berbagai aspek, beragam bahasa dan budaya. Sebuah negara besar dengan populasi
penduduk lebih 260 juta jiwa ini, lanjut Wabup, sangat memerlukan sebuah
pengikat untuk membina kesatuan bangsa.
“Kalau tidak, NKRI akan dipertanyakan keberlanjutannya,” tutur
pria yang juga pengasuh Ponpes Al Falah Silo ini.
Generasi muda sebagai penerus kepemimpinan di masa depan, menurut
Wabup, memiliki peran sebagai pengikat itu. “Harus dijawab dengan aktivitas
nyata dari generasi muda,” jelas Wabup.
Mempertahankan keutuhan NKRI menjadi sangat penting. Ini karena
disadari atau tidak, masih kata Wabup, nilai-nilai budaya bangsa sekarang
mengalami pergeseran-pergeseran terutama di kalangan generasi muda.
Wabup pun mengingatkan pesan Presiden RI Ir. Joko Widodo tentang
tugas semua pihak untuk merekatkan kembali kehidupan berbangsa dan bernegara
akibat pergeseran nilai-nilai budaya itu dengan berbagai persoalan yang saat
ini sedang dihadapi bangsa Indonesia.
Pengasuh Ponpes Al-Qodiri Jember KH. Achmad Muzzaki Syah dalam
sambutannya mengungkapkan, ia bersama para santri selalu mendoakan pemerintah,
utamanya Pemerintah Kabupaten Jember.
“Bersama Kiai Muzzaki, bersama pemerintah, mari berdoa dan
berdzikir bersama, membangun Indonesia dengan lillahita’ala, supaya Indonesia
lebih makmur,” ujar Kiai Muzzaki.
“Saya dilahirkan di Indonesia, berjuang untuk Indonesia, dan
adanya Al-Qodiri untuk anak bangsa Indonesia,” tuturnya.
Posting Komentar untuk "Pemerintah Gencarkan Sosialisasi Minimalisir Penolakan Pancasila"