Bondowoso,
MEMONUSANTARA.com Stunting masih menjadi momok di Bondowoso, sampai
saat ini Kabupaten tersebut masih menempati peringkat ketiga stunting di Jawa
Timur.
Tim dosen dan mahasiswa Unej berinisiatif untuk
mendirikan Sekolah Bunda untuk mengedukasi warga mengolah pangan lokal guna
mengatasi stunting.
Menurut Dini Kurniawati, tim dari dosen Unej
mengatakan bahwa hasil FGD dengan masyarakat Desa Bandilan Kecamatan Prajekan
Kamis (1/8), ditemukan bahwa ibu-ibu lebih sering membelikan anaknya jajanan
ciki-cikian yang mengandung bahan penyedap dan pengawet, daripada membuatkan
makanan camilan dari bahan baku lokal.
”Kebiasaan ibu-ibu desa Bandilan melakukan hal itu
dikarenakan anak-anak mereka lebih menyukai makanan tersebut daripada makanan
yang dibuat di rumah,” ungkap dosen Fakultas Keperawatan Unej tersebut.
Lebih lanjut Dini mengingatkan bahwa seorang ibu
adalah penanggung jawab atas gizi keluarga dalam rumah tangga.
“Seharusnya ibu bisa menyiapkan makanan yang bernilai
gizi tinggi, walaupun hanya menggunakan bahan pangan lokal seperti singkong,
pisang, ubi, kelapa, buah-buahan dan sayur mayur yang tumbuh di sekitar rumah
mereka,” katanya.
Seorang ibu yang tidak memiliki pengetahuan tentang
makanan dan gizi dalam makanan, tentunya tidak akan bisa menyiapkan makanan
yang terbaik untuk anggota keluarga,” imbuhnya lebih lanjut.
Dirinya bersama Dian Purbasari dari FTP kebagian untuk
mengedukasi warga tentang gizi dalam keluarga, terutama mengajari tentang cara
membuat makanan pendamping/MP ASI.
“Ini kami ajari untuk menggunakan bahan-bahan yang
mudah didapatkan dari sekitar mereka, bahkan bisa diambil dari menu keluarga
yang sudah siap,” katanya sambil menunjukkan menu-menu yang sudah disiapkan
untuk percobaan bagi ibu-ibu.
Sementara Dian Purbasari yang merupakan ahli dalam
pengolahan makanan, nampak cekatan mengajari ibu-ibu cara membuat MP ASI.
Sambil menjelaskan bahwa makanan yang baik untuk balita harus mengandung
minimal 4 bintang.
“Yakni mengandung karbohidrat, lemak, protein nabati
dan protein hewani,” ucapnya.
Karbohidrat bisa didapatkan dari singkong, ubi, talas,
labu, jagung, kentang dan nasi. Sedangkan lemak dari kaldu ayam, kaldu daging
dan minyak goreng. Sementara untuk kebutuhan protein nabati menggunakan daun
kelor, daun katu, wortel, buncis, bayam dan tomat. Untuk kebutuhan protein
hewani menggunakan telur, ikan, ayam dan daging.
“Sebenarnya ibu-ibu itu sudah paham dan bahkan mudah
sekali membuatnya, terbukti saat lomba mereka cepat sekali membuat kreasi menu
MP ASI. Sehingga yang menjadi PR adalah mengubah mindsite ibu-ibu dari
menggunakan makanan instan menjadi menggunakan makanan bergizi dengan bahan
baku lokal,” pungkasnya sambil tersenyum.
Posting Komentar untuk "Dosen Unej Ajari Warga Bondowoso Manfaatkan Makanan Lokal Untuk Atasi Stunting"