Jember, MEMONUSANTARA.com Bupati Jember dr Faida.
MMR, mengingatkan kalangan UMKM, agar lebih antisipatif dalam menyikapi
perubahan status Bandara Notohadinegoro. Bupati mengatakan, bahwa pengembangan
Bandara Notohadinegoro sebagai bandara embarkasi haji dan umrah, bisa membawa
pengaruh positif bahkan juga negatif.
Hal tersebut disampaikan Bupati Jember dr Hj Faida, MMR saat
menghadiri pembukaan Road To Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 5th yang
digelar di Mal Lippo Jember, Minggu (2/12).
Sisi pertama, meningkatnya fungsi bandara Notohadinegoro dari
pelayanan penerbangan komersional bisa menjadi embarkasi haji dan umrah, akan
membawa pengaruh positif bagi perekonomian masyarakat Jember.
“Namun di sisi lain, bagi pelaku UMKM Jember, keberadaan bandara
tersebut juga dapat menjadi tantangan tersendiri bagi usahanya,” ujar Bupati
Faida.
.
Dibukanya bandara Notohadinegoro sebagai bandara embarkasi dan
umrah, dengan sendirinya akan diikuti dengan masuknya pelaku usaha lain dari
luar daerah ke Jember. Jika hal tersebut tidak diantisipasi, maka bisa
mengancam keberlangsungan usaha pelaku UMKM Jember sendiri.
“Dari dulu bisa dilihat bahwa jamaah haji dan umrah kita kalau
belanja oleh-oleh luar biasa. Jangan-jangan dengan adanya bandara embarkasi
haji umrah di Jember oleh-oleh yang mereka bawa dari sini bukan produk asli
Jember,” katanya.
Ancaman seperti ini bisa saja menjadi kenyataan, mengingat
Jember cukup memiliki banyak potensi. Termasuk potensi pariwisata di Jember
yang cukup besar dan dikenalnya Jember sebagai Kota Pesantren.
“Potensi-potensi itu menjadi magnet tersendiri bagi pelaku usaha
dari luar daerah untuk menanamkan modalnya di Jember. Karena itu, agar
potensi-potensi itu tidak sampai jatuh ke orang lain, pelaku UMKM sejak
sekarang harus sudah mempersiapkan diri,” harapnya.
Kekhawatiran seperti ini, diakui Bupati Faida, sudah pernah
disampaikan kepada pihak KPwBI Jember dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jember.
Dalam sebuah acara diskusi, nupati menyampaikan sebuah pertanyaan.
“Jember ini punya banyak pondok pesantren, tapi pertumbuhan
ekonomi dan perbankan syariahnya tidak besar ?,” tuturnya.
Dari kekhawatiran itu, bupati lalu mendorong KPwBI Jember, OJK
Jember, perbankan syariah, dan para stakeholder untuk membantu pelaku UMKM agar
dapat berkembang. Mereka butuh bantuan untuk memasarkan produknya ke pasaran.
“Mari kita bagi tugas untuk mengawal UMKM kita agar bisa hadir
dalam pengajian-pengajian, acara-acara di ponpes, dan pameran-pameran syariah.
Sebelum terlambat dan kita hanya menjadi penonton,” pungkasnya.
Posting Komentar untuk "Bupati Faida Ingatkan Kesiapan UMKM di Jember jika Bandara Notohadinegoro sudah Beroperasi"