Jember, MEMONUSANTARA.com Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR., menegaskan
pentingnya pengembangan kemaritiman dan potensi kelautan di Kabupaten Jember.
Pengembangan tersebut bukan karena jumlah nelayan yang banyak.
Upaya itu perlu dilakukan karena memang
potensi kemaritiman dan kelautan di Jember yang luar biasa. Luas perairan laut
di Jember 54 kilometer persegi dengan potensi produksi lebih dari 40 ribu ton
per tahun.
Tetapi, kata bupati, baru termanfaatkan
sebesar 22,5 persen. “Artinya, masih banyak potensi yang bisa digali, dengan
cara-cara yang benar akan menjadi kesejahteraan dan kemaslahatan masyarakat
Jember,” ungkap Bupati Faida dalam Kongres Nelayan Kabupaten Jember Sabtu (24/11).
Lebih jauh bupati memaparkan kondisi
nelayan di Kabupaten Jember. Bupati menjelaskan, mayoritas nelayan menggunakan
jukung untuk menangkap ikan. Jumlahnya mencapai 1.872 buah.
Dari jumlah nelayan itu, jumlah jukung
dengan ukuran 5 – 10 GT (gross ton) tidak sampai 300 buah. Sementara jukung
dengan ukuran lebih dari 10 GT hanya 153 buah. Jumlah nelayan terbesar berada
di Kecamatan Puger, yang mencapai 72 persen. Sebesar 12 persen berada di
Kecamatan Ambulu, dan sisanya tersebar di beberapa kecamatan.
Sebanyak 500 nelayan tersebut telah mendapatkan
bangtuan sertifikasi hak atas tanah nelayan. Jumlah ini tersebar di lima desa,
yakni Desa Sumberejo, Puger Wetan, Mojomulyo, Mayangan, dan Pajer Paseban.
Masing masing 100 sertifikat.
Untuk program asuransi nelayan, bupati
menyebut sebanyak 4.550 nelayan telah didukung asuransi yang dibiayai oleh
pemerintah pusat. Bantuan biaya asiransi ini selama satu tahun. Harapannya,
setelah itu mengetahui manfaat asuransi hingga berikutnya bersedia membayar
sendiri.
Bupati menjelaskan premi asuransi tersebut
tidak mahal, yakni Rp. 175 ribu per tahun. “Jika yang dari pusat habis, supaya
tidak terputus, disambung dengan satu tahun lagi premi dibayar pemerintah
kabupaten Jember,” ujar bupati di arena kongres di Alun-alun Puger.
“Tetapi, tahun selanjutnya nelayan harus
mulai mandiri membayar asuransi untuk dirinya. Sebanyak 6.100 nelayan tahun ini
mendapatkan asuransi nelayan Jember,” terang bupati.
Bupati juga mengatakan, keselamatan
nelayan tidak boleh diabaikan. Karena itu, pemerintah telah menyiapkan pelampung
untuk seluruh kapal di Jember.
Pelampung ini tidak diberikan kepada
orang per orang, tetapi diberikan kepada kapalnya. “Tidak boleh ada kapal yang
melaut tanpa pelampung, dan nelayan harus menggunakan pelampung,” pesannya.
Terkait potensi kemaritimiman dan
kelautan Jember yang pengembangannya belum maksimal, Bupati Faida mengungkapkan
optimismenya. Sebab, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti berjanji
akan bersama dan membantu nelayan di Jember.
“Dengan catatan nelayan Jember mau menjaga
potensi kelautan. Jangan sampai disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak
peduli kesejahteraan nelayan dan keluarganya,” tuturnya.
Menurut bupati, Menteri Susi menepati
janji atas penyediaan Cold Storage yang
sudah dibangun dan diserahkan untuk Puger. Begitu juga dengan pembangunan
dermaga. Pemerintah daerah bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jatim
membangun Dermaga Watu Ulo, Dermaga Puger, serta Dermaga TPI Getem.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi
Pudjiastuti mengajak nelayan Puger untuk menjaga laut yang menjadi masa depan
Bangsa Indonesia. Pemerintah ingin membantu masyarakat untuk menjaga lautnya,
supaya ikan terus tetap ada dan banyak.
“Oleh karenanya, jaga ikan jangan ambil
benih ikan, membuat dan memakai alat tangkap yang ramah lingkungan,” kata
Menteri Susi dihadapan ribuan nelayan.
Menteri Susi pun mengingatkan agar
nelayan menjaga jaga nikmat tuhan dan tidak boleh kufur dengan nikmat-Nya.
“Perbolehkan makhluk tuhan beranak pinak. Jangan ambil sebelum masa dia
melangsungkan generasinya. Ambillah ikan pada saat waktunya,” tuturnya.
Selain menyampaikan pesan menjaga laut,
menteri juga menyampaikan kemudahan bagi nelayan yang memiliki kapal dengan
ukuran kurang dari 10 GT. Mereka tidak perlu Surat Laik Operasi (SLO) untuk
melaut.
Ia mengungkapkan, pertama kalinya sebuah
profesi di laut dilindungi oleh negara dengan asuransi nelayan.
Dengan asuransi tersebut, nelayan yang
meninggal di laut mendapatkan Rp. 200 juta, meninggal di darat dapat Rp. 160
juta, cacat tetap mendapatkan Rp. 100 juta. Jika sakit, ada biaya pengobatan 20
juta.
Tentang breakwater,
Menteri Susi berjanji akan membantu mengarahkan dan meneruskan ke menteri PUPR
(Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) atau perhubungan, jika nanti akan
dibangun lagi.
Kongres Nelayan Kabupaten Jember diikuti
oleh sekitar 4.600 nelayan dari Puger.
Selain dihadiri Bupati Faida, kongres
ini juga dihadiri Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Hadir pula
unsur Forkopimda Jember serta pejabat terkait lainnya. Dalam acara itu juga digelar
pameran produk hasil para nelayan
Posting Komentar untuk "Pengembangan Kemaritiman Penting untuk Kesejahteraan Masyarakat"