Pancasila Harus Direfleksikan Dalam Tindakan Nyata

Jember, MEMONUSANTARA.com Pancasila sebagaimana dipidatokan oleh Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 pada dasarnya mengandung tiga unsur, yaitu keyakinan, pengetahuan, dan tindakan.

Namun, perkembangan ketatanegaraan Indonesia dewasa ini menghadapi tantangan: Pancasila masih cenderung dimaknai sebagai keyakinan dan pengetahuan semata.

“Sementara pada unsur yang ketiga, yaitu tindakan, permasalahan yang dihadapi adalah Pancasila masih lebih surplus ucapan daripada tindakan,” terang Bayu DwiAnggono,  Sabtu (2/6).

Menurut Direktur Puskapsi (Pusat Pengkajian  Pancasila dan Konstitusi) FH Universitas Jember ini, surplus ucapan dan minus tindakan ini jika terus dibiarkan akan dapat mengancam penerimaan warga negara terhadap Pancasila.

“Yang selanjutnya mengancam eksistensi NKRI,” jelasnya.

Ia menyontohkan berbagai kejadian minus tindakan aktualisasi Pancasila itu. Seperti  maraknya perilaku koruptif oleh penyelenggara negara, politik uang dan penggunaan isu SARA dalam Pilkada, intoleransi kehidupan beragama, dan munculnya terorisme.

Untuk itu, lanjutnya, diperlukan kerja bersama segenap komponen bangsa agar Pancasila tidak hanya sebagai teks dan kata-kata mutiara. Pancasila dapat diaktualisasikan secara nyata dalam kehidupan bernegara.

Salah satu cara menjadikan Pancasila sebagai perbuatan adalah dengan selalu menebar optimisme dan menunjukkan kepada generasi muda masih banyak figur-figur penyelenggara negara yang layak untuk didengar kisah dan kiprahnya.

“Dalam usaha menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang hidup dan bekerja (the living ideology),” terang Bayu dalam siaran persnya.

Karena itu, Puskapsi bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Jember menyelenggarakan talk show kebangsaan dengan topik “Pancasila dalam Perbuatan.”

Kegiatan yang akan berlangsung nanti malam pukul 19.30 di Glovic Cafe Jember di Jalan Achmad Yani ini menghadirkan sejumlah narasumber yang memiliki integritas dalam mengaktualisasikan Pancasila.

Mereka diantaranya I Dewa Gede Palguna (Hakim Mahkamah Konstitusi), Fritz Edward Siregar (AnggotaBawaslu), Widodo Ekatjahjana (Guru Besar Ilmu Hukum dan Dirjen Peraturan Perundang-undangan Kementerian Hukum dan HAM), Faida (BupatiJember) dan Indra Maulana (News Anchor CNN Indonesia).
Langkah menghadirkan figur lintas profesi ini dalam rangka berbagi pengalaman tentang bagaimana mereka selama ini mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila  di lingkungan profesi dan pengabdian masing-masing.

“Harapannya, melalui proses berbagi pengalaman ini maka para pemuda akan mendapatkan contoh nyata bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara bukan hanya sekedar teks yang bersifat inspiratif, melainkan juga aplikatif yaitu benar-benar dapat diterapkan dalam

Target peserta kegiatan ini adalah generasi muda. Karenanya, penyelenggarannya menyesuaikan selera anak muda yaitu diselingi music acoustic dan stand up comedy

Posting Komentar untuk "Pancasila Harus Direfleksikan Dalam Tindakan Nyata"