![]() |
Presiden Joko Widodo foto www.presidenri.go.id |
Dalam sambutannya, Presiden menyebut
bahwa sebagai negara muslim terbesar di dunia, Indonesia sesungguhnya memiliki
kemampuan untuk menjadi pemimpin di dunia. Dengan mengusung demokrasi
Pancasila, Indonesia juga menjunjung pemahaman Islam yang moderat dan penuh
toleransi.
“Kita punya modal besar menjadi
pemimpin. Islam Indonesia adalah yang moderat, bertoleransi, dan terbuka untuk
kemajuan. Kita punya bukti bahwa nusantara kokoh dan bersatu, negara muslim yang
sukses berdemokrasi, dan memiliki insan yang hebat, yang memperjuangkan
keadilan,” ujarnya.
Sambil memuji HMI yang memiliki
kader-kader berkualitas, Kepala Negara mengingatkan bahwa perjalanan bangsa
kita masih panjang. Tantangan dan persaingan global pun menanti setiap langkah
para anak bangsa yang selalu dituntut untuk meningkatkan kualitas guna
menghadapi persaingan.
“Tidak ada jalan lain selain
meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, berakhlak mulia, cerdas,
inovatif, dan solutif. Saya tahu ini bukan tugas ringan,” ucapnya.
Di tingkat negara, pemerintah juga
sedang melakukan upaya peningkatan kualitas dan daya saing. Pembangunan
infrastruktur yang merata merupakan salah satu bagian dari upaya itu. Apalagi
dengan melihat fakta bahwa infrastruktur di wilayah Timur Indonesia yang masih
jauh tertinggal.
“Prioritas pembangunan infrastruktur
jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, waduk, dan pembangkit listrik adalah
sebuah langkah awal yang dibutuhkan untuk menopang ekonomi nasional kita agar
bisa berkompetisi dengan negara lain,” Presiden menjelaskan.
Namun, yang perlu digarisbawahi,
pembangunan infrastruktur tak hanya selalu soal perekonomian semata.
Pembangunan infrastruktur yang merata seperti dilakukan pemerintah saat ini
merupakan perwujudan nyata dari sila kelima Pancasila, yakni untuk mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di hadapan peserta kongres, Presiden
menampilkan potret kehidupan yang terpampang di layar besar mengenai bagaimana
saudara-saudara kita di Papua amat membutuhkan infrastruktur yang sama baiknya
dengan yang dinikmati oleh sebagian besar rakyat di Pulau Jawa sejak lama.
“Saya berikan sebuah gambaran jalan di
Papua. Berjalan 150 kilometer bisa menempuh dua sampai tiga hari. Kalau ada
orang menyampaikan infrastruktur tidak penting, lihatlah kondisi seperti ini,”
tuturnya.
Keadilan sosial, menurut Presiden, juga
harus menyentuh anak-anak bangsa yang kelak akan meneruskan perjuangan bangsa.
Melalui sejumlah program sosial, pemerintah terus berupaya mewujudkan keadilan
sosial dan mengurangi kesenjangan.
“Kita ingin membangun Indonesia yang
lebih adil. Kartu Indonesia Pintar (KIP) menjamin semua anak bisa bersekolah,
sudah kita berikan kepada 18 juta anak. Kartu Indonesia Sehat (KIS) menjamin
semua warga untuk mengakses layanan kesehatan, sudah diberikan kepada 92 juta
warga,” ungkapnya.
Turut hadir mendampingi Presiden,
Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan
Tinggi M Nasir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Menteri PU
dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Maluku Said Assagaff, Tokoh
Senior KAHMI Akbar Tanjung dan Ketua Umum Pengurus Besar HMI Mulyadi Tamsir.
Juga tampak hadir, Ketua MPR Zulkifli
Hasan, Ketua DPD Oesman Sapta Odang dan Ketua Umum PPP Romahurmuziy.(www.presidenri.go.id)
Posting Komentar untuk "Paparkan Tantangan Global dan Program Kerja Di Kongres HMI"