![]() |
foto www.presidenri.go.id |
Dalam pertemuan tersebut, pemerintah dan
nelayan berdiskusi serta mencari solusi dari kebijakan pelarangan penggunaan
cantrang. Pertemuan pun kembali dilanjutkan pada hari ini Rabu, 17 Januari
2018, di Istana Merdeka Jakarta.
Pada pukul 15.30 WIB, Kepala Negara
menepati janjinya bertemu dengan para perwakilan nelayan, yaitu Ketua Aliansi
Nelayan Indonesia Riyono, Wakil Ketua Aliansi Nelayan Indonesia Suyoto, Ketua
KUD Mina Santosa Tegal Hadi Santoso, dan Nahkoda Kapal Rasmijan.
Mereka hadir bersama Bupati Batang
Wihaji, Bupati Tegal Enthus Susmono, Wali Kota Tegal Nursoleh, Bupati Pati
Haryanto, dan Bupati Rembang Abdul Hafidz.
Sedangkan Presiden saat pertemuan
berlangsung didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menteri
Sekretaris Negara Pratikno, dan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian
Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja.
Di saat yang bersamaan, ribuan nelayan
dari berbagai daerah juga menggelar aksi demonstrasi menentang cantrang di
depan Istana Merdeka. Bahkan, aksi tersebut sudah dimulai sejak pagi hari.
Dalam pertemuan yang berlangsung selama
satu jam tersebut, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sepakat
dengan para nelayan bahwa pemerintah tidak akan mencabut Peraturan Menteri
tentang pelarangan cantrang.
Namun, pemerintah akan memberikan
perpanjangan waktu kepada kapal cantrang untuk tetap melaut sampai dengan
pengalihan alat tangkap mereka selesai.
“Ini dengan kondisi tidak boleh ada
penambahan kapal cantrang. Semua kapal cantrang yang ada harus melakukan pengukuran
ulang kapalnya dengan benar dan hanya di Pantai Utara Pulau Jawa,” ucap Susi.
Di akhir pertemuan, Presiden menjelaskan
bahwa hasil dari pertemuan hari ini adalah pemerintah memberikan kesempatan
kepada nelayan untuk beralih dari penggunaan cantrang.
“Kesimpulannya adalah diberikan waktu
untuk sampai rampung semua, pindah dari cantrang menuju ke yang baru, tanpa ada
batasan waktu pun. Tapi jangan sampai nambah kapal,” ujar Presiden.
Usai pertemuan, Menteri Kelautan dan
Perikanan Susi Pudjiastuti langsung menemui para nelayan yang sedang melakukan
aksi di depan Istana Merdeka. Susi meminta para nelayan menyepakati hasil dari
pertemuan tersebut.
“Saya tidak mau ada kapal cantrang
ilegal, tidak punya ukuran, ukuran mark down masih melaut. Kemudian tidak boleh
ada kapal tambahan lagi. Semua harus berniat beralih alat tangkap. Setuju?
Harus. Kalau nggak setuju tak cabut lagi,” kata Susi.
Susi juga menjelaskan kepada para
nelayan bahwa tujuan pemerintah membuat kebijakan tersebut adalah semata-mata
untuk melindungi para nelayan dan laut Indonesia. Sehingga ia pun berharap agar
para nelayan mendukung setiap program dan kebijakan yang dibuat pemerintah.
“Kalau sampeyan bandel terus nelayan
tradisional marah, Pak Jokowi kan juga susah. Jadi tolong kompromi ini
dipatuhi,” ungkap Susi.
Terakhir, Susi juga menyatakan kepada
para nelayan bahwa pemerintah tak segan untuk membantu agar kehidupan para
nelayan di seluruh Tanah Air semakin sejahtera.
“Kredit macet juga akan dibantu tapi
nggak boleh bohong ukuran kapal. Kalau masih ada yang bohong tahun depan
ditenggelemin. Saya ingin anda-anda menguasai laut Indonesia, bukan kapal-kapal
ikan asing. Hidup nelayan Indonesia!,” pungkas Susi.(www.presidenri.go.id)
Posting Komentar untuk "Akomodasi Harapan Nelayan dan Solusi Soal Cantrang"