Jember, MEMONUSANTARA.com Universitas Jember melalui Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) telah menyusun rencana induk (masterplan)
kawasan pertanian di Jawa Timur.
Dalam
rencana induk ini, nantinya Jawa Timur bakal dibagi menjadi tujuh kawasan
pertanian, yakni Agropolitan Madura, Agropolitan Ijen, Agropolitan Bromo
Tengger Semeru, Agropolitan Wilis, Agropolitan Metropolitan, Agropolitan
Segitiga Emas, dan Agropolitan Kelud.
Rencana
Induk kawasan pertanian ini disosialisasikan kepada seluruh stake holder
pertanian dan peternakan Jawa Timur, diantaranya Bappeda Provinsi Jawa Timur,
Dinas Pertanian, Dinas Peternakan serta perwakilan dari dinas terkait dari
seluruh kabupaten dan kota di Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Menurut
Prof. Dr. Sutriono, ketua tim penyusunan rencana induk kawasan pertanian Jawa
Timur, pembagian tujuh kawasan pertanian ini mengacu kepada RPJPD Jawa Timur
2005-2025 yang sudah menetapkan target Jawa Timur sebagai pusat agrobisnis yang
terkemuka, berdaya saing global dan berkelanjutan.
Penetapan
kawasan pertanian juga diharapkan dapat mempertahankan predikat Jawa Timur
sebagai lumbung pangan nasional. Dalam menyusun rencana induk kawasan pertanian
ini, pihaknya telah melakukan kajian terhadap banyak aspek semisal kondisi luas
lahan, produksi, permasalahan dan isu-isu strategis yang ada.
“Sarana
dan prasarana, sosial ekonomi budaya, kebijakan lokal serta mengacu kepada
keunggulan tiap-tiap kawasan,” ujarnya.
Guru
besar di bidang ekonomi pertanian ini lantas memaparkan setiap kawasan beserta
keunggulannya. Agropolitan Madura meliputi seluruh kabupaten di pulau Madura,
dengan keunggulan tembakau, singkong, jagung, kedelai dan sapi potong.
Agropolitan Ijen dengan kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi di dalamnya unggul dengan produksi padi, jagung, kopi, tembakau dan tebu.
Agropolitan Ijen dengan kabupaten Jember, Bondowoso, Situbondo, dan Banyuwangi di dalamnya unggul dengan produksi padi, jagung, kopi, tembakau dan tebu.
“Sementara
itu kota dan kabupaten Malang, Pasuruan, Probolinggo, dan Lumajang masuk dalam
Agropolitan Bromo Tengger Semeru, yang menjadi sentra pengembangan padi,
jagung, singkong, kopi, tebu, sapi potong dan sapi perah,” jelasnya.
Dilanjutkan
dengan Agropolitan Wilis yang beranggotakan Ngawi, Madiun Magetan, Ponorogo,
dan Pacitan, bakal mengembangkan produk unggulan berupa kedelai, padi,
singkong, tebu dan sapi potong.
Agropolitan
Metropolitan meliputi Surabaya, Sidoarjo dan Mojokerto dan Batu, terkenal
dengan komoditas cabai, padi dan sapi perah. Agropolitan Segi Tiga Emas dengan
kabupaten Tuban, Bojonegoro dan Lamongan dengan keunggulan padi, jagung,
kedelai, cabai, dan sapi potong.
“Untuk
Agropolitan Kelud yang terdiri dari Nganjuk, Jombang, Kediri, Tulungagung,
Trenggalek dan Blitar menjadi sentra padi, jagung, kedelai, kakao, tebu, serta
sapi potong dan perah,” lanjut Prof. Dr. Sutriono.
Sementara
itu ditemui usai acara, Prof. Dr. Achmad Subagio, Ketua LP2M Universitas Jember
menjelaskan, penyusunan rencana induk kawasan pertanian Jawa Timur bekerjasama
dengan Bappeda Provinsi Jawa Timur.
“Pasalnya
dari rencana induk ini diharapkan lahir rencana aksi dan program yang tentunya
memerlukan koordinasi antar kawasan dan antar pemerintah daerah,” katanya.
Peran
serta pemerintah provinsi Jawa Timur mutlak diperlukan karena kerja sama yang
bakal dijalankan bersifat lintas kabupaten dan kota. Salah satu contohnya untuk
mengatasi problem sebuah kawasan yang menjadi penghasil satu komoditas, namun
industri pengolahannya ada di kawasan lain.
“Tentu
perlu campur tangan pemerintah provinsi untuk menyelesaikan hal ini, semisal
dengan memperbaiki infrastruktur jalan agar transportasi berjalan lancar,” pungkasnya.
Posting Komentar untuk "Universitas Jember Susun Rencana Induk Kawasan Pertanian Jawa Timur"