Jember, MEMONUSANTARA.com Guna memperkokoh rasa persatuan dan
kesatuan, maka pemerintah memandang perlu untuk dilakukan pembauran di kalangan
anak bangsa. Melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 34 tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah, diharapkan tidak ada
lagi skat yang membatasi pergaulan diantara anak bangsa yang berbeda etnis,
kepercayaan dan sebagainya.
Dalam rangka itu
pula, Pemerintah Kabupaten Jember melalui Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan
Linmas, menggelar acara sosialisasi Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 34
tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran Kebangsaan di Daerah.
Dalam acara sosialisasi itu juga diisi dengan Pembentukan Forum Pembauran
Kebangsaan.
Pembentukan forum
seperti ini dirasa sangat penting untuk semakin memperkuat forum-forum yang
sudah ada, seperti Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKAUB). Wakil Bupati
Jember Drs. KH. Muqit Arief, hadir dalam acara Sosialisasi Peraturan Menteri
Dalam Negeri nomor 34 tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pembauran
Kebangsaan di Daerah dan Pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan di Pendopo
Wahya Wibawagraha, Kamis (7/12)
“Ini menjadi
sesuatu yang sangat penting, karena sebagaimana kita tahu sekarang, kebangsaan
kita sedang mengalami banyak ujian atau dengan kata lain ancaman disintegrasi
kehidupan berbangsa dan bernegara sudah terjadi di tengah-tengah kita,”
ujarnya.
Indikasi adanya
ancaman disintegrasi ini, kata wabup, bisa dilihat adanya aksi pengeboman,
organisasi yang bersifat kedaerahan, seperti OPM, RMS. Masih adanya aksi yang
dilakukan organisasi kedaerahan itu mengindikasikan, bahwa organisasi ini tetap
eksis.
“Itu kan termasuk
salah satu yang harus menjadi perhatian dan kehati-hatian kita,” tegas wabup.
Hal lain yang
perlu diwaspadai dan harus mendapat perhatian adalah adanya kelompok-kelompok
yang mengatasnamakan agama. Gerakan dari kelompok-kelompok ini sangat
membahayakan terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Karena itu perlu
semakin diperkokoh persatuan dan kesatuan, perlu semakin banyak teman. Jargon
NKRI Harga Mati, harus secara aktion bisa dilakukan. Seperti yang sudah
dilakukan melalui pembentukan forum pembauran kebangsaan,” ujarnya.
Diakui, bahwa
saat ini suda ada gejala yang berusaha mengalihkan perhatian anak muda agar
tidak mengenal kehidupan masa lampau/sejarah) bangsanya. Seperti dicontohkan,
saat dirinya berada di suatu lembaga pendidikan, mendapati kalangan generasi
muda hanya mengerti soal Jaman Now saja. Padahal tanpa jaman Old, tidak mungkin
ada Jaman Now.
Karena itu salah
satu tugas yang harus dilakukan oleh forum pembauran ini, adalah melakukan
sosialisasi kebangsaan di kalangan generasi muda. Selain itu perlu juga digelar
dialog-dialog dengan berbagai pihak dengan memberi penjelasan, bahwa Jaman Now
ini ada, karena adanya Jaman Old.
“Di jaman old
kita harus tahu, siapa dan bagaimana proses berdirinya negara kebangsaan ini,
mengapa kok Pancasila yang dijadikan sebagai dasar, mengapa kok UUD 1945. Itu
kan tidak serta merta begitu saja. Ada proses yang sangat luar biasa,” jelas
wabup.
Acara pembentukan
forum pembauran kebangsaan yang diikuti ini berbagai etnis, seperti Jawa,
Madura, orang NTT, dan Papua serta lintas agama itu, menurut wabup, ke depan
akan menjadi tempat pembauran keanegaragaman etnis, agama serta budaya. Melalui
forum ini, diharapkan, semua etnis dan penganut agama atau kepercayaan bisa
membaur tanpa harus menghilangkan jatidiri masing-masing.
“Yang suku
Madura, tidak kehilangan jatidiri ke-Madura-annya, begitu juga dengan yang
lain. Tetapi tetap membaur dengan suku Jawa, dan dengan suku-suku yang lain.
Jangan sampai terjadi, misalnya seperti dalam sejarah antara Suku Madura dengan
Dayak, itu kan pernah terjadi. Itu jangan sampai terjadi,” pesannya.
Pembauran ini,
lanjut wabup, menjadi sangat penting agar terjadi komunikasi, silaturahim serta
dialog antar anak bangsa. Sehingga diantara semua bisa terjalin hubungan yang
harmonis tanpa adanya saling curiga mencurigai.
Menanggapi
banyaknya status di media sosial dengan menulis soal agama, wabup mengimbau,
agar semua pihak bisa mejaga diri dan berhati-hati.
“Kalau saya
sebagai seorang muslim, tidak usah dakik-dakik mencari dalil yang jlimet. Wong
kanjeng nabi itu diutus oleh Alloh sebagai rahmatan lil alamin. Itu firman
Alloh sangat tegas,” ungkapnya.
Karena itu, kalau
ada gerakan-gerakan yang mengatasnamakan ajaran Nabi Muhammad, tapi tidak
menjadi rahmat bagi alam semesta, bahkan menjadi fitnah, menurut wabup, itu
sebetulnya sudah jauh dari yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
“Bukan rahmatan
lil muslimin, tapi lil alamin. Baik bagi non muslim, tumbuh-tumbuhan, binatang,
semua kalau kita lihat dari ajaran-ajaran itu, sangat jelas,” tuturnya.
Posting Komentar untuk "Pembauran Kebangsaan Salah Satu Upaya Mencegah Disintegrasi Bangsa"