Salah satunya adalah untuk penyembuhan luka
paska menjalani operasi. Selain menu kutuk pedas, juga tersedia kutuk asem-asem, patin pedas,
patin asem-asem, lalapan welut dan lalapan wader. “ kata Edi Winarko, pemilik
stand Bu Edi White, Sabtu (18/11) siang.
Hal itu dibenarkan drg Abdul Rochim suami
Bupati Jember itu bukan hanya ingin menyampaikan soal kandungan gizi dan
manfaat Iwak Kutuk. “Saya suka semua ikan, namun ikan jenis ini Albuminnya
sangat banyak, sehingga cocok sekali bagi kesehatan” Jelasnya
Sehingga menurut Edy, menu Kutuk ini jadi
incaran para penikmat kuliner. “Konsumen cukup antusias, saat pertama buka, sejak (Kamis legi, 2 Oktober), lalu masakan
yang kami sediakan ludes diserbu pembeli. Bahkan awal buka, dalam sehari kami
bisa menghabiskan ikan kutuk hingga 5 kilogram,” tuturnya.
Tingginya minat pembeli ini, membuat Edi dan
istrinya memperpanjang jam buka warungnya 11.00 siang hingga 22.00 malam, namun
karena konsumennya cukup banyak sehingga dirinya tak ingin mengecewakan
pelanggan dan membuka warungnya hingga pukul 11 malam waktu setempat.
Menurut Edy harganya juga sangat terjangkau
bagi kalangan ekonomi menengah kebawah "Mulai harga Rp 10 ribu hingga Rp 20
ribu per porsinya, bisa tambah dengan nasi putih Rp 3.000, kami juga
melayani pesanan bagi pelanggan dalam kota yang tidak sempat ke stand kami,
tentunya ditambah dengan ongkir " Jelasnya.
Salah seorang pelanggan kutuk pedas Kajari
Jember Ponco Hartanto, Kapolsek Temporejo AKP Suhartanto bersama keluarga
tersebut mengaku masakan yang dipesannya cukup nikmat. Meski bukan yang
pertama kali, dirinya berkata rasa kutuk pedas di Wisata Kuliner Tamara ini
berbeda dari yang sebelumnya Ia makan.
Selain rasa gurihnya berbeda, sensasi
pedas yang diberikan juga sangat terasa, karena disetiap menu masakan
disediakan cabai yang telah dimasak bersama kuah santan yang cukup kental. “Jadi
enak, pelanggan yang tidak terlalu suka pedas cabainya tidak usah dimakan”.
ucapnya.
Wayaaee...wayaaee...cucok nih untuk menu berbuka atau sahur ;-0
BalasHapus