FAJ Gelar Lomba Cipta dan Baca Puisi Dengan Semangat Nasionalisme


Jember, Memonusantara.com Meski berada dalam masa pandemi COVID-19, Forum Anak Jember (FAJ) mampu menunjukkan semangat memperingati kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia.

Semangat itu ditunjukkan dengan menggelar lomba cipta dan baca puisi, yang pada Rabu, 16 September 2020, memasuki tahap final.

“Inilah semangat anak-anak Jember, semangat untuk menghargai para pahlawan,” jelas Bayu, Ketua FAJ di kantor DP3AKB di Jalan Jawa.

Bayu pun mengungkapkan, lomba itu digelar setelah mendapat aspirasi dari anak-anak di Jember yang sangat menginginkan adanya peringatan Hari Kemerdekaan RI, meski ada larangan karena situasi pandemi virus korona.

Dipilihlah lomba cipta dan baca puisi dengan tema kemerdekaan. Pendaftaran dan seleksi dilakukan secara daring.

Tercatat sebanyak 61 peserta mengirimkan video. Namun, hanya 58 peserta yang mengisi google form. Hingga tersaring menjadi lima orang yang menjadi finalis.

Melalui lomba itu, FAJ berharap, ke depan anak-anak Jember lebih kreatif dalam menuangkan ide-ide, sehingga anak-anak Jember terkenal hebat. Hebat dalam nonakademik dan akademiknya.

Kepala Bidang Perlindungan Anak pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) drg. Nur Cahyo Hadi, M. Kes., mengatakan, ada rasa nasionalisme pada anak-anak yang tinggal diarahkan untuk menjadi jiwa nasionalisme yang baik.

“Dengan nasionalisme yang baik itu, mereka tidak sampai terjerumus kondisi-kondisi negatif,” tutur pria yang akrab disapa Cahyo ini.

Membangun rasa nasionalisme merupakan bagian dari pemenuhan hak anak yang bersifat pencegahan. “Jadi peran kami adalah pemenuhan hak anak yang sifatnya pencegahan,” ungkapnya.

Oktavia Savina Fitri yang keluar sebagai pemenang pertama lomba itu menyatakan sangat senang. Meski, ia mengaku sebelumnya tidak menarget untuk keluar menjadi pemenang.

Siswi MA Unggulan Nuris asal Rambipuji ini mengaku tujuan utama menciptakan puisi adalah untuk menyampaikan sesuatu yang selama ini dirasakannya.

“Saya ingin mengutarakan apa yang saya rasakan kepada pemerintah,” ujarnya.

Oktavia merasakan kondisi masyarakat di kalangan bawah jauh dari kata kemerdekaan. Dalam puisinya, ia menyontohkan, buruh tani yang saat ini tidak memiliki nilai di mata masyarakat. Padahal, dahulu pekerjaan ini benar-benar berjasa untuk pangan Indonesia.

“Sedang saat ini, sudah tidak dihiraukan. Bahkan jarang sekali ada yang mau menjadi buruh tani,” urainya.

“Merdeka itu saat seluruh rakyat Indonesia sejahtera. Saat ini, Indonesia belum seutuhnya sejahtera,” pungkasnya.(sug/ming)

Posting Komentar untuk "FAJ Gelar Lomba Cipta dan Baca Puisi Dengan Semangat Nasionalisme"