Jember, MEMONUSANTARA.com Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR., menyampaikan nota
pengantar Laporan Keterangan Pertanggungjawaban APBD tahun 2018 kepada DPRD
Kabupaten Jember melalui rapat paripurna, Selasa (2/4).
Dalam kesempatan wawancara dengan
wartawan, bupati menjelaskan bahwa pendapatan pada anggaran tahun lalu mencapai
99,8 persen. Sementara realisasi belanja mencapai 82 persen.
“Dengan indeks-indeks pencapaian yang
telah kita paparkan,” ujar bupati.
Terkait dengan anggaran tahun 2019,
anggaran yang paling besar masih di Dinas Kesehatan. Sementara ada peningkatan
yang signifikan itu di bidang perdagangan.
“Karena kita merevitalisasi pasar-pasar
rakyat, tahun 2019 ini ditarget selesai untuk merevitalisasi pasar rakyat,”
ungkapnya.
Pada tahun 2018, pemerintah
merevitalisasi 12 pasar rakyat. Pada tahun 2019 akan merevitalisasi 15 pasar.
Dalam RPJMD, revitalisasi harus menuntaskan 30 pasar rakyat. Selain itu, bupati
mengungkapkan adanya pergeseran anggaran pada belanja modal, yang dinaikkan
dengan harapan bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.
Sementara belanja barang dan jasa
sedikit menurun. “Belanja pegawai banyak penurunan, karena belum ada tambahan
pegawai negeri, nanti 2019 akan meningkat lagi,” jelasnya.
Oleh karenanya, sekarang titik-titik
sasaran harus dipertegas. Seperti sasaran jalan, PJU, paving yang menuju
pesantren, madrasah, tempat ibadah dan pelayanan umum menjadi prioritas.
Terkait dengan ruang terbuka hijau, pada
tahun ini akan menyelesaikan tahap akhir atau finishing di lima titik, dari
enam titik yang dikerjakan pada tahun 2018. Kemudian, untuk gambar perencanaan
yang sudah jadi di 2018, untuk RTH kurang lebih ada 15 kecamatan yang akan
dikerjakan juga di tahun 2019.
“Di tahun 2019 juga kita akan membangun
wisata sungai, supaya masyarakat tidak selalu buang sampah sembarangan di
sungai,” ungkapnya.
Sungai ini akan dibuat wisata baru dan
menjadi pusat ekonomi kerakyatan yang baru, salah satunya Sungai Bedadung yang
menjadi kebanggaan orang Jember.
Terkait Silpa sebesar 12 persen, bupati
menilai termasuk jumlah besar. Hal ini karena ada pembangunan yang sudah
selesai tapi tidak terbayarkan akibat masalah administratif di Dinas Kesehatan.
Juga ada Biaya Operasional Pendidikan
(BOP) PAUD di lima kecamatan yang belum terbayarkan, yang juga membuat Silpa
APBD 2018 besar.
“Namun demikian saya lebih memilih
pembangunan yang efektif. Jadi hal-hal yang bisa diselesaikan di APBD ini saya
berharap bisa menuntaskan,” harapnya.
Dalam penganggaran, lanjut bupati,
pemerintah tidak terpaku kepada penganggaran yang harus defisit lima persen.
“Karena boleh menganggarkan secara
rasionil. Tidak ada batasan defisit, kecuali kita ini berhutang, karena
Pemerintah Kabupaten Jember ini tidak berhutang, jadi boleh defisit dari lima
persen, dan itu untuk menghindari Silpa yang besar,” pungkasnya.(sug/ming)
Posting Komentar untuk "Pendapatan Tahun 2018 Capai 99,8 Persen"