Surabaya, MEMONUSANTARA.com Masyarakat
Jember patut berbangga dengan kiprah Bupati Jember dr. Hj. Faida, MMR., yang
menjadi pembicara dalam seminar berskala internasional.
Perempuan pertama Bupati Jember ini
menjadi pembicara bersama lima panelis lainnya. Mereka merupakan pegiat
perjuangan perempuan berskala internasional.
Mereka adalah Nurhaida dari Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), Rubin Japhta dari SME Asia Tenggara, Vivi Alatas dari World
Bank Group, Sabine Muchl dari perwakilan PBB untuk perempuan wilayah ASEAN dan
Philia Wibowo dari NGO internasional. Sebagai moderator yakni mantan Puteri
Indonesia, Zivan Letiska.
Dalam seminar yang diselenggarakan oleh
Kementerian Keuangan bekerjasama dengan World Bank Group, Kamis (2/8) di Hotel
Sheraton Surabaya itu, Bupati Faida berbicara tentang kebijakan yang berpihak
kepada perempuan.
Hadir pula dalam kegiatan tersebut,
Menteri Perlindungan Anak dan Perempuan, Yohana Susana Yambise, dan Menteri Keuangan Sri
Mulyani.
Kebijakan yang berpihak kepada perempuan
tersebut berupa penguatan peran perempuan. Menurutnya, penguatan itu bisa
dilakukan dengan beberapa hal.
“Dari kebijakan pemerintah,
keikutsertaan lembaga-lembaga perempuan dalam bersinergi dengan pemerintah.
Terkait (penguatan) manajerial seperti melatih perempuan secara riil. Tidak
kalah penting adalah kesehatan perempuan yang menjadi prioritas,” jelasnya.
Hal-hal yang sudah dilakukan di Jember,
masih kata Bupati Faida, yaitu mengedukasi perempuan untuk lebih banyak
menempati peran-peran politik, pemerintahan, dan manajerial.
Ia juga mengungkapkan rekam jejak
peremuan dalam hal ekonomi, utamanya catatan perbankan.
“Perempuan tercatat memiliki record
yang bagus untuk urusan bisnis dan catatan bank. Tidak ada penunggak nakal dari
perempuan,” ujarnya.
“Artinya tingkat tanggungjawab dan
kejujurannya tinggi, sehingga layak untuk dikembangkan agar potensi mereka bisa
meminimalisir kesenjangan gender,” imbunya.
Paparannya dalam seminar bertema Women’s
Participation for Economic Inclusiveness itu didengar langsung oleh dua menteri
yang hadir, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Menteri Perlindungan Anak
dan Perempuan Yohana Susana Yembise.
Sementara itu Menteri Keuangan Sri
Mulyani menyatakan, menurut penghitungan Wolrd Bank Group, saat ini masih ada
kesenjangan hak perempuan setidaknya 15 persen.
“Jika kita bisa menurunkan angka
kesenjangan ini, pendapatan masyarakat akan jauh lebih tinggi dan salah satunya
adalah melalui kebijakan keuangan yang mendukung eksistensi perempuan,”
ujarnya.
Pihaknya juga meyakini bahwa jika
kesempatan kerja dan peluang finansial diperluas untuk perempuan, maka potensi
perkembangan perekonomian secara makro akan meningkat.
“Kita menghitung, jika tidak ada
percepatan peluang untuk perempuan, maka kita butuh waktu setidaknya 200 tahun
untuk setara dengan negara-negara maju, tetapi jika peluang perekonomian
perempuan diperluas, setidaknya kita bisa percepat menjadi 30 tahun,”
lanjutnya.
Senada, Menteri Perlindungan Anak dan
Perempuan, Yohana Susana Mambise menegaskan, Indonesia terpilih dari 10 negara
di dunia oleh PBB sebagai negara pioner kesetaraan gender.
“Indonesia punya kompleksitas agama yang
kuat, dan peran perempuan sebagai pilar, sehingga peran agama dalam hubungannya
dengan perempuan ini memiliki peran yang tinggi,” ungkapnya.
Selain itu, tingginya potensi peran
perempuan di Indonesia, akhirnya menjadikan Indonesia menjadi salah satu pioner
yang dipilih oleh PBB untuk mewujudkan ‘World 50:50’.
“Kita carikan formulasi dalam seminar
ini, supaya kesenjangan gender yang terjadi di Indonesia bisa segera
terselesaikan,” pungkasnya.
Posting Komentar untuk "Jadi Panelis Bupati Faida Ingatkan Peran Perempuan Dalam Perekonomian"