Jember,
MEMONUSANTARA.com Penyebaran narkotika dan obat-obatan terlarang saat ini sangat cepat
dan memprihatinkan. Narkoba tidak mengenal starata ekonomi, social dan usia,
tua-muda, kaya-miskin, orang berpangkat maupun tidak jika tidak kuat bisa
terjebak dalam kenikmatan sesaat dari narkoba.
Okeh karena itu diperlukan upaya pencegahan
terhadap peredaran narkoba salah satunya yang dilakukan Pemkab Jember bekerja
sama dengan Pemprov Jatim.
Dalam peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke
– 53 di Provinsi Jawa Timur yang dipusatkan di Kabupaten Jember, ada rangkaian
kegiatan seminar penyelamatan generasi muda dari bahaya narkoba oleh dr Hj
Faida, MMR.
Melihat laporan masuk tentang adanya
siswa SMP SMA di Jember terjerat narkoba maka Bupati Jember dr Hj Faida,
MMR, dihadapan ratusan siswa di Aua PB Sudirman, akan memaksimalkan metode
“Gropyokan” sinergi memberantas narkoba dengan gerakan Say No To Drug.
Diakui dr Hj Faida, MMR, bahwa di Indonesia
di tahun 2016 saja, setiap harinya ada 50 orang meninggal akibat narkoba.
Karena narkoba sudah bisa menyerang keluarga siapa saja, dan anak – anak
– generasi penerus bangsa.
Di Jawa Timur sendiri angka pengguna
narkoba ditemukan data 2,2 juta orang dari total jumlah penduduk 39 juta
jiwa. Yang menyedihkan, kata Faida, adalah pengguna aktif ada 800 / 900 ribu-an
orang.
Fenomena gunung es atau Iceberg Phenomenon, yang
terjadi di negara ini telah menjangkiti pelajar di Jember sendiri. Pada 2017,
tercatat pelanggaran 22 putra dan 8 putri pelajar SMP dan SMA.
“Peredaran narkoba bukan lagi persoalan bisnis
tapi menghancurkan negara. Mengarah kepada lost generation,” ujarnya.
Faida, kepada masyarakat meningatkan akan bahaya
narkoba, dengan tiga sifat jahatnya, yakni habitual, adiktif, dan
toleran. “Untuk itu Say No To Drug”, katanya.
Jika menemukan tanda – tanda
penyalahgunaan semisal, sering membolos, siswa menjadi sering bermasalah dengan
teman dan guru, suka mencuri, suka pemarah, egois, penampilan diri menurun
karena paranoid membawa narkoba, mabuk, ada perubahan pola makan, tidur,
suka mengurung diri, badan kurus, lemah, dan malas. Pupil mata mengecil,
kesadaran makin lama makin menurun.
“Andai menemukan ciri penyalahgunaan narkoba di
atas maka seharusnya siswa lain, atau masyarakat melaporkan hal itu ke
guru, dan Kepala Sekolah,” tulisnya.
Langkah selanjutnya adalah mencari pertolongan
pada guru atau orangtua bila tahu ada teman yang terlibat penyalahgunaan
narkoba di sekolah. Diharapkan kegiatan penyuluhan anti narkoba lebih
gencar dilakukan melibatkan pesertanya anak sekolah.
“Stop narkoba raih prestasi, demi mewujudkan cita
cita bangsa Indonesia bebas dari ancaman narkoba,” tuturnya.
Posting Komentar untuk "Metode Gropyokan Zaman Now Lawan Narkoba Sejak Dini "