Jember, MEMONUSANTARA.com Komitmen
Pemerintahan Kabupaten Jember dalam penanganan wabah Covid-19 dilaksanakan
secara serius dan tak main-main, termasuk memperlakukan warga yang diisolasi di
Jember Sport Garden (JSG).
Mereka menjalani isolasi tidak seperti
dibayangkan kebanyakan orang. Berada di tempat ini ternyata cukup nyaman,
karena menjalani aktivitas hidup sehat.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas
Komunikasi dan Informasi Kabupaten Jember Gatot Triyono, ST, MSi Sabtu (18/4).
Menurut Gatot setiap pagi warga yang diisolasi mengikuti olahraga dengan
prajurit TNI.
“Sore harinya, mereka berolahraga
sesukanya, seperti sepakbola, voli, bulutangkis, dan tenis meja,” ungkapnya.
Selain itu, semuanya bisa menjalani
ibadah dengan teratur pula. Seperti pada Jum’at, 17 April 2020, mereka
melaksanakan salat Jumat berjamaah. Tentu, masih kata Gatot, salat ini
dilaksanakan dengan protokol Covid-19.
“Bukan hanya itu, waktu mereka juga bisa
dihabiskan dengan menikmati sajian hiburan di televisi,” ujarnya.
“Bahkan ada fasilitas wifi gratis,
sehingga mudah bagi mereka melakukan panggilan video dengan keluarga di rumah,”
imbuhnya.
Soal makanan, tidak perlu khawatir.
Makanan dengan menu sehat dijamin tersedia tiga kali sehari. Plus snack yang
nikmat pula. Jaminan makan ini juga dirasakan oleh keluarga mereka yang ada di
rumah. Sebab, pemerintah memberi mereka beras 25,6 kg.
“Karena itu, banyak warga yang menjalani
isolasi di JSG mengaku nyaman. Suasana yang dirasakan seperti kehidupan
biasanya, tidak seperti karantina di rumah sakit,”jelas mantan Camat Kaliwates
ini.
“Ayo kita sama-sama memutus rantai
penularan covid-19 dan mendukung pencegahan covid-19 dengan mematuhi protokol
yang ada,” ajaknya.
Warga yang menjalani isolasi di JSG ini
sebelumnya menjalani pemeriksaan di lima pintu masuk Jember saat mereka datang
untuk kembali ke rumah. Mereka itu masuk dalam kreteria orang dalam risiko
(ODR).
Lebih jauh Gatot mengungkapkan, semua
lapisan masyarakat berjuang bersama-sama mencegah penularan virus dengan
melaksanakan belajar di rumah dan bekerja dari rumah, untuk menjaga jarak.
Bahkan banyak warung tutup dan pedagang
mengalami penurunan penghasilan sebagai dampak upaya pencegahan penularan
virus. Isolasi merupakan bentuk dukungan kepada masyarakat yang telah berjuang
bersama-sama untuk mencegah penularan corona.
“Jangan sampai gara-gara beberapa orang
dari luar kota yang termasuk zona merah, yang membawa virus corona, membuat
mata rantai penularan tidak segera putus. Maka semakin lama kita harus menjaga
jarak,” paparnya.
Selama ini, semua yang tertular
menunjukkann adanya riwayat bepergian atau baru balik dari zona merah, seperti
Banyuwangi, Bali, Situbondo, Lumajang, malang, Surabaya, Jakarta, maupun luar
negeri..
Di akhir wawancara, Gatot mengingatkan
bahwa mereka yang diisolasi adalah saudara saudara kita, yang harus didukung
keberadaannya oleh masyarakat.
“Dikuatkan mentalnya, didukung
kebutuhannya dengan cara sesuai protokol dari Kementerian Kesehatan,” pesannya.(sug/ming)
Posting Komentar untuk "Begini Aktifitas Warga yang Jalani Isolasi di JSG, Hidup Sehat dan Teratur"